Gaza, 9 Sya’ban 1435/7 Juni 2014 (MINA) – Yehia Rabah, anggota Dewan Revolusi Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengatakan, Pemerintah Persatuan Palestina akan segera menghubungi pemerintah Mesir untuk membuka perlintasan Rafah.
Pemerintah Persatuan Palestina juga akan bertemu dengan masyarakat internasional untuk mendesak pembukaan satu-satunya perlintasan yang menghubungkan sekitar dua juta penduduk Gaza ke dunia luar itu sebagai upaya membuka blokade Israel di Gaza.
Rabah menegaskan, akhir perpecahan Palestina akan memperkuat pemerintahan Palestina, lapor media Palestina Al-Resalah yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu (7/6).
“Presiden Abbas mengancam bahwa ia akan berangkat ke PBB menuntut Israel karena tidak membebaskan kelompok keempat dari para tahanan Palestina,” kata Rabah.
Baca Juga: Palestina Sambut Baik Gencatan Senjata di Lebanon
Rabah menghormati Pemerintahan Persatuan Palestina yang baru terbentuk dan menghadapi pengepungan Israel di Gaza dengan cara sederhana.
Sementara itu Perdana Menteri Palestina, Dr. Rami al-Hamdallah, mengatakan bahwa Pemerintah Persatuan Nasional akan bekerja pada pembangunan kembali Jalur Gaza dan membuka blokade Israel yang diberlakukan pada Gaza selama tujuh tahun berturut-turut.
“Membangun kembali apa yang Israel hancurkan pada 2008 dan 2012 menjadi daftar (kerja) teratas dari Pemerintah Persatuan,” tegas Rami.
Dia juga menegaskan bahwa Kementerian Tahanan dan Eks-tahanan Palestina akan tetap dan tidak akan pernah dibatalkan. Rami menekankan, rezim Israel harus bertanggung jawab atas kehidupan para tahanan Palestina yang telah terlibat dalam aksi mogok makan selama 45 hari.
Baca Juga: Dua Tentara Zionis Israel Tewas di Gaza, Salah Satunya dari Komunitas Druze
Pemerintah Persatuan Palestina menyambut inisiatif internasional, yang bertujuan untuk menemukan solusi dua-negara. PM Palestina menegaskan, pemerintah berkomitmen untuk semua perjanjian internasional yang ditandatangani dengan PLO. (T/P02/P01).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Lancarkan Serangan ke Beirut Beberapa Jam Sebelum Gencatan Senjata