Damaskus, 9 Dzulhijjah 1435/23 September 2015 (MINA) – KBRI Damaskus kembali memulangkan sebanyak 45 orang TKW dari Suriah ke Indonesia melalui rute Beirut-Lebanon. Para TKW yang dipulangkan tersebut telah berhasil diperjuangkan dan diselesaikan segala permasalahan dan hak-haknya.
Dengan keberangkatan sebanyak 45 orang TKW ini, berarti KBRI Damaskus sampai saat ini telah merepatriasi sebanyak 8.652 orang WNI dari Suriah sejak 2011 lalu, baik via Lebanon, Yordania, maupun Turki, Kemenlu dalam sebuah pernyataan yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu (23/9).
Sementara di penampungan sementara (shelter) KBRI Damaskus sampai saat ini masih terdapat sekitar 61 TKW lagi yang masih sedang diperjuangkan hak-haknya, dan masih terus berdatangan ke shelter KBRI Damaskus.
HOC KBRI Damaskus, Didi Wahyudi mengatakan misi utama KBRI Damaskus di Suriah adalah perlindungan dan repatriasi WNI.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Sejak September 2011, terlebih lagi dengan kondisi keamanan di Suriah yang semakin memburuk, Pemerintah RI telah melakukan moratorium pengiriman tenaga kerja yang dilanjutkan dengan penghentian permanen dan melakukan repatriasi terhadap seluruh WNI di Suriah.
Pemerintah RI telah menetapkan TKW/PLRT yang masuk setelah masa moratorium sejak September 2011 ke Suriah merupakan korban dari perdagangan orang (Tindak Pidana Perdagangan Orang/TPPO).
“Kepada yang dipulangkan hari ini, hendaklah tidak kembali lagi ke Suriah yang sedang dilanda perang. Masih ribuan orang yang harus kami bantu di sini. Ironis rakyat Suriah mengungsi ke luar negeri, tapi TKW malah dikirim ke Suriah. Pemerintah RI juga sudah menghentikan pengiriman tenaga kerja ke sini,” Didi Wahyudi memberikan sambutan sebelum melepas kepulangan para buruh migran.
Salah seorang TKW bernama Siti Aisah binti Dai Didi asal Subang yang sudah sekitar 18 bulan tinggal di shelter KBRI mengungkapkan rasa terima kasih kepada KBRI yang telah membantu menuntaskan permasalahannya hingga dapat direpatriasi sehingga dapat berkumpul kembali dengan keluarga.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
“Alhamdulillah, setelah penantian panjang di tengah kondisi yang tidak menentu di Suriah, saya berhasil juga diperjuangkan hak oleh KBRI Damaskus dan bisa segera bertemu keluarga di Indonesia,” ujar Aisyah.
Program repatriasi Suriah sudah memasuki tahun kelima tetapi masih menghadapi masalah rutin. Sehingga diperlukan penanganan yang lebih serius dan pembicaraan tingkat tinggi antara Indonesia dan Suriah.
Sementara itu, para repatrian gelombang ini sebagian besar berasal dari wilayah Jawa Barat (26 orang), Banten (tujuh orang), dan NTB (tiga orang).
KBRI Damaskus mengharapkan dukungan Pemda pada isu perdagangan manusia ini, karena daerah merupakan pintu pertama perdagangan manusia untuk dikirim ke negara konflik, seperti Suriah.(L/R04?R05)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon