Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PEMERINTAH REKONSILIASI PALESTINA TOLAK PENGEMBALIAN UANG PAJAK OLEH ISRAEL

Abu Al Ghazi - Selasa, 7 April 2015 - 23:34 WIB

Selasa, 7 April 2015 - 23:34 WIB

467 Views ㅤ

Rapat Kabinet Mingguan Pemerintahan Rekonsiliasi Palestina. Foto : Palestine Cabinet.
Rapat Kabinet Mingguan <a href=

Pemerintahan Rekonsiliasi Palestina. Foto : Palestine Cabinet." width="300" height="147" /> Rapat Kabinet Mingguan Pemerintahan Rekonsiliasi Palestina. Foto : Palestine Cabinet.

Gaza, 18 Jumadil Akhir 1436/7 April, 2015 (MINA) – Pemerintah Rekonsiliasi Palestina yang dipimpin oleh Perdana Menteri, Rami Hamdalah, memutuskan menolak pengembalian uang pajak hak Palestina yang bertahun-tahun dijarah Israel, setelah zionis itu menyatakan akan memotong uang pajak tersebut sebanyak 1 miliar shekel  (kl. Rp. 3,2 triliun).

Presiden ditugaskan untuk membawa kasus ini ke lembaga arbitrase internasional karena dengan kasus ini Israel dinilai telah melanggar hukum dan konvensi internasional. Demikian hasil sidang kabinet yang diadakan Selasa (7/4) di Ramallah yang disiarkan website resmi pemerintah koaliasi, yang dikutip Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Gaza.

Kabinet juga memutuskan membentuk sebuah komite untuk mengatur serah terima semua perbatasan yang berada di Jalur Gaza yang bertujuan untuk mempercepat proses rekonstruksi Jalur Gaza.

Keputusan itu  juga dimaksudkan agar Pemerintah Rekonsiliasi Nasional Palestina bekerja lebih serius terhadap permasalahan di Jalur Gaza.

Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia

Pemerintah Rekonsiliasi meminta dukungan dan kerjasama dari semua pihak serta unsur-unsur politik untuk memperkuat upaya pemerintah memenuhi segala kebutuhan di Jalur Gaza.

Saat ini perbatasan-perbatasan di Jalur Gaza masih ditempati oleh para staf yang berasal dari pemerintahan sebelum terbentuknya pemerintah rekonsiliasi. Dengan dibentuknya komite ini dimungkinkan untuk menunjuk staf-staf baru yang berasal dari pemerintahan hasil rekonsiliasi.

Dari berbagai sumber didapatkan kabar, terlambatnya serahterima perbatasan ini dikarenakan masalah keamanan yang ditekankan oleh pemerintahan sebelumnya, sebagai masalah mendasar yang harus menjadi prioritas sebelum benar-benar diserahterimakan.

Sikap ini dikarenakan pemerintahan di Gaza sebelumnya mengkhawatirkan banyaknya penyusup atau mata-mata dari berbagai pihak yang memanfaatkan situasi di perbatasan tersebut.(K01/P2)

Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah

Rekomendasi untuk Anda