Tangerang, 18 Sya’ban 1438/15 Mei 2017 (MINA) – Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Faried Thalib mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia menginginkan pembangunan rumah sakit di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, cepat selesai.
“Targetnya jika semuanya berjalan lancar, tidak akan lebih dari satu tahun. Pemerintah Indonesia justru menginginkan cepat jadi. Jadi kita sedikit maraton untuk menyelesaikannya,” kata Faried kepada MINA di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tengeran, Banten, Senin (15/5).
Tim pembangunan lembaga medis kemanusiaan MERC hari ini meninggalkan Indonesia menuju Myanmar untuk melakukan peninjauan lokasi lahan tempat pembangunan Rumah Sakit (RS) Indonesia.
Menurut insinyur yeng pernah mengepalai proyek pembangunan RS Indonesia di Gaza Palestina ini, pemerintah Myanmar memberikan kesempatan kepada MER-C untuk berdialog, berdiskusi dan pada akhirnya memberikan izin kepada mereka dan Palang Merah Indonesia (PMI).
Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK
Rumah sakit yang nantinya berkapasitas 20 tempat tidur dan tiga ruang ICU itu akan dibangun di atas lahan seluas 4.000 meter persegi di desa Muaung Bwe, Mrauk.U, tepat di pinggir sebuah sungai di Rakhine.
Pertengahan Maret lalu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menunjuk Salman Al-Farisi, Staf Ahli Menteri Luar Negeri Bidang Hubungan Kelembagaan menjadi ketua penghubung seluruh lembaga kemanusiaan yang ingin membantu dalam pencapaian misi pembangunan ini.
Presidium MER-C mengatakan bahwa pembangunan RS Indonesia di Myanmar bertujuan untuk mempersatukan umat Buddha dan Islam yang rentan berkonflik di negeri itu. (L/RI-1/B05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal