Jakarta, MINA – Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan, pemerintah menyatakan keprihatinan mendalam atas meninggalnya sejumlah tenaga kesehatan ditengah pandemi virus COVID-19 di Tanah Air.
“Pemerintah menyatakan keprihatinan mendalam dan duka cita yang sedalam-dalamnya atas beberapa tenaga kesehatan yang terpaksa harus menjadi korban dari penyakit COVID-19,” kata Yuri dalam konferensi pers di Jakarta, Ahad (22/3).
Dia menegaskan, pemerintah tentunya bersedih karena hal itu menimpa Indonesia, namun pemerintah juga menghargai tenaga kesehatan tersebut yang sudah mendedikasikan diri pada bangsa dan negara.
“Pemerintah bersedih untuk ini, dan kami menyampaikan rasa belasungkawa sedalam-dalamnya. Yakinlah kita berada dalam pengabdian yang benar, profesional dan kita berikan semuanya untuk kebaikan rakyat kita yang dicintai ini,” jelas dia.
Baca Juga: Kota Semarang Raih Juara I Anugerah Bangga Berwisata Tingkat Nasional
Yuri juga mengingatkan bagaimana pembatasan sosial harus dilakukan pada saat melakukan kegiatan sosial. Dia berharap hal itu bisa diimplementasikan ditengah masyarakat, sampai pada tahapan setiap komunitas mampu menjaga lingkungan.
“Saling mengawasi, mengingatkan dan kemudian saling membantu, karena pada hakikatnya inilah jati diri bangsa yang selalu bergotong royong, selalu memiliki tenggang rasa sosial, bersama-sama menghadapi COVID-19,” terang Yuri.
Sebelumnya, sebanyak tiga dokter meninggal dunia akibat COVID-19 yakni dr Hadio Ali Khazatsin, dr Djoko Judodjoko, dan dr Adi Mirsa Putra.
Penambahan kasus COVID-19
Baca Juga: Banjir Rob Jakarta Utara Sebabkan 19 Perjalanan KRL Jakarta Kota-Priok Dibatalkan
Masih dalam kesempatan yang sama, Yuri kembali mengungkap data tambahan kasus positif COVID-19 di Indonesia sebanyak 64 kasus menjadi 514 kasus dengan angka kematian bertambah 10 orang menjadi 48 orang.
“Ada penambahan kasus yang sembuh, sudah dua kali dites hasilnya negatif sebanyak sembilan orang, menjadi 29 orang,” ujar Yurianto.
Penambahan kasus sebanyak 64 kasus baru tersebut berasal dari DKI Jakarta (40 kasus), Jawa Barat (4 kasus), Jawa Tengah (1 kasus), Jawa Timur (15 kasus), Kalimantan Selatan (1 kasus), Maluku (1 kasus), dan yang terbaru adalah Papua (2 kasus).
Dia menambahkan data tersebut sudah diserahkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi untuk kemudian dilanjutkan ke rumah sakit, untuk lanjutan layanan rumah sakit. Kemudian diberikan kepada dinas setempat untuk kepentingan penelusuran kontak.
Baca Juga: Banjir Rob Rendam Sejumlah Wilayah di Pesisir Jakarta Utara
“Informasi ini sudah dilaporkan kepada masing-masing kepala daerah,” kata Yuri.
Dengan melihat data kasus yang terus naik tersebut, Yuri kembali mengingatkan pentingnya melakukan pembatasan sosial berbasis komunitas. Dalam hal ini pemerintah berharap masyarakat saling mengingatkan dan mengawasi. Semua harus berperan dalam penanganan pandemi ini, tidak bisa hanya pemerintah saja, melainkan butuh sinergitas dari seluruh komponen dan utamanya masyarakat itu sendiri.
Beberapa pembelajaran baik sudah didapatkan dari beberapa kasus. Pemerintah juga sedang menyiapkan rumah sakit tambahan, “screening” tes dengan menggunakan rapid test. Obat-obatan yang akan digunakan sudah dimiliki.
“Namun sekali lagi, obat-obatan ini atas resep dokter, atas indikasi yang diberikan oleh dokter. Tidak dibenarkan untuk disimpan sendiri dan diminum dalam rangka pencegahan. Karena upaya pencegahan dilakukan dengan minum obat tertentu,” jelas dia.
Baca Juga: Presiden Prabowo Beri Amnesti ke 44 Ribu Narapidana
Dia mengingatkan upaya membatasi kontak adalah cara pencegahan terbaik. Kemudian menjaga imunitas diri agar tetap sehat dan melakukan aktivitas di rumah. (L/R2/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan