Suriah, 10 Shafar 1436/3 December 2014 (MINA) – Pemerintah Suriah dan beberapa kelompok oposisi yang didukung luar negeri telah sepakat untuk melanjutkan pembicaraan damai yang dimediasi oleh Rusia.
Laporan-laporan mengatakan Selasa (2/12) bahwa kedua belah pihak telah mengkonfirmasi kesepakatan awal yang diikuti pembicaraan antara delegasi yang dipimpin oleh tokoh kunci oposisi, Ahmed Moaz Al-Khatib, dan Menteri Luar Negeri Suriah Walid Al-Muallem di Moskow pada bulan November. Press Tv melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu.
“Rusia ingin mengambil inisiatif untuk pencarian nyata bagi solusi politik melalui dialog. Mereka mendapat persetujuan dari pemerintah Suriah,” Bouthaina Shaaban, penasehat dan delegasi pemerintah anggota Presiden Bashar Al-Assad, mengatakan melalui telepon dari Damaskus.
Sebuah sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa tidak ada jadwal yang diumumkan untuk pembicaraan.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Rusia mencoba melakukan kontak dengan beberapa orang dan mereka mengatakan “bahwa jika kita menerima gagasan, mereka ingin memulai langkah-langkah untuk mempersiapkan dialog di Moskow.
“Kami mengatakan bahwa kami tidak keberatan, bahwa kita tidak memiliki masalah,” tambah sumber itu.
Sebelumnya pada Selasa, Khatib, pemimpin yang disebut Koalisi Nasional Suriah, menyerukan pembicaraan langsung dengan pemerintah Suriah.
“Ini adalah kepentingan rakyat Suriah bagi kita untuk duduk bersama-sama dan untuk semua, menemukan cara untuk menyelamatkan orang-orang dari penderitaan,” kata khatib
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Khatib melanjutkan dengan mengatakan, bahwa itu akan masuk akal. “Assad tetap berkuasa untuk waktu yang terbatas dan kemudian mengundurkan diri pada kemudian hari,” katanya.
Oposisi dan pendukung Barat nya bersikeras bahwa Assad harus mengundurkan diri dan pemerintahan transisi akan dibentuk di Suriah. (T/P007/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata