
Suriah Walid Al-Muallem. (Foto: dok. Syrian Free Press)" width="620" height="441" /> Menteri Luar Negeri Suriah Walid Al-Muallem. (Foto: dok. Syrian Free Press)
Damaskus, 9 Jumadil Awwal 1437/17 Februari 2016 (MINA) – Pemerintah Suriah telah menyetujui membuka akses ke tujuh daerah terkepung dan konvoi bantuan PBB dijadwalkan berangkat hari ini.
Utusan Khusus PBB Staffan de Mistura yang melakukan pembicaraan darurat dengan Menteri Luar Negeri Suriah Walid Al-Muallem mengatakan pada Selasa (16/2), badan dunia akan menguji komitmen pemerintah Suriah untuk memungkinkan pemberian akses pada Rabu ini.
Pertemuan mereka di Damaskus dilakukan pada saat pasukan pemerintah mendapat kemajuan cepat di wilayah utara dengan bantuan serangan udara Rusia, demikian Al-Jazeera memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
De Mistura mengatakan, mereka telah membahas masalah akses kemanusiaan ke daerah terkepung kepada semua pihak yang terlibat dalam perang lima tahun itu.
Baca Juga: Setelah Turkiye dan Mesir, Prabowo Lanjutkan Kunjungan ke Qatar
“Jelas itu adalah tugas pemerintah Suriah untuk bisa menjangkau setiap orang Suriah di mana pun mereka berada dan memungkinkan PBB untuk membawa bantuan kemanusiaan,” kata de Mistura dalam sebuah pernyataan Selasa. “Besok kita tes ini.”
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan, Pemerintah Suriah telah menyetujui akses ke Deir Ez-Zor, Foua dan Kafraya di Idlib, serta Madaya, Zabadani, Kafr Batna dan Mouadamiya Al-Sham di pedesaan Damaskus.
“Lembaga-lembaga kemanusiaan dan mitra sedang mempersiapkan konvoi untuk ke daerah-daerah, berangkat sesegera mungkin dalam beberapa hari mendatang,” kata OCHA.
Namun, tidak segera jelas apakah konvoi akan dimulai pada Rabu, sebagaimana de Mistura telah menyebutkan.
Baca Juga: Dipecat Microsoft, Ibtihal Dapat Tawaran Kerja Dari Pengusaha Kuwait
Juga tidak ada indikasi terobosan pada akses menuju daerah-daerah yang dikepung oleh kelompok-kelompok oposisi bersenjata. (T/P001/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Menlu Sugiono: Indonesia Bersedia Berikan Perawatan Medis untuk Warga Palestina