Stockholm, MINA – Pemerintah Swedia buka suara terkait insiden pembakaran salinan Al-Quran oleh seorang ekstremis di depan masjid pusat di ibu kota Stockholm beberapa hari lalu.
Negara tersebut menggambarkan insiden itu sebagai “tindakan anti-Islam. ”
“Pemerintah Swedia sepenuhnya memahami bahwa tindakan anti-Islam yang dilakukan oleh individu selama demonstrasi di Swedia dapat menyinggung umat Islam. Kami mengutuk keras tindakan tersebut, yang sama sekali tidak mencerminkan pandangan dari pemerintah Swedia,” kata Kementerian Luar Negeri Swedia dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Kantor Berita OKI (UNA), Senin (3/7).
Pernyataan itu menekankan, membakar Al-Quran atau teks suci lainnya adalah tindakan ofensif yang tidak menghormati orang lain dan merupakan provokasi yang jelas, menunjukkan bahwa manifestasi rasisme, xenofobia, dan intoleransi tidak memiliki tempat di Swedia atau di Eropa.
Baca Juga: Ahmed Al-Sharaa Ditunjuk sebagai Presiden Transisi Suriah
“Kebebasan berkumpul, berekspresi, dan demonstrasi adalah hak yang dilindungi secara konstitusional di Swedia,” tetapi menunjukkan bahwa polisi Swedia “membuka penyelidikan atas tuduhan penghasutan terhadap kelompok etnis, karena pembakaran terjadi di depan masjid,” tambah pernyataan itu.
Sebelumnya, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengeluarkan pernyataan, diperlukan tindakan kolektif untuk mencegah tindakan penodaan terhadap Al-Quran dan menghentikan kebencian terhadap agama.
Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah organisasi beranggotakan 57 negara tersebut melakukan pertemuan luar biasa, Ahad (2/7), di Jeddah, Arab Saudi untuk membahas aksi pembakaran salinan Al-Quran di Stockholm, Swedia, Rabu (28/6).
.“Kita harus mengirimkan peringatan terus-menerus kepada masyarakat internasional mengenai penerapan hukum internasional yang mendesak, yang jelas-jelas melarang advokasi kebencian agama,” kata Sekretaris Jenderal OKI Hissein Brahim Taha, seperti dikutip dari Middle East Monitor.
Baca Juga: Hari Persaudaraan, Kemenag Terbitkan Khutbah Tema Inklusi dan Harmoni Alam
Seorang pria merobek dan membakar salinan Al-Quran di luar masjid pusat Stockholm, Rabu (28/7), yang merupakan hari pertama Idul Adha.
Polisi Swedia telah memberikan izin untuk melakukan protes. Namun setelah aksi pembakaran, polisi mendakwa pria yang melakukannya dengan agitasi terhadap kelompok etnis atau bangsa.
Tindakan tersebut telah menimbulkan kecaman luas dari dunia Islam, seperti Indonesia, Turkiye, Uni Emirat Arab,Yordania, Palestina, Arab Saudi, Maroko, Irak, Iran, Pakistan, Senegal, Maroko dan Mauritania.
Bahkan, Turki pada akhir Januari menangguhkan pembicaraan dengan Swedia tentang permohonan menjadi anggota NATO setelah seorang politisi sayap kanan Denmark membakar salinan Al-Quran di dekat kedutaan Turki di Stockholm. (T/RE1/P1)
Baca Juga: Hezbollah Ancam Israel Jika Tidak Segera Tinggalkan Lebanon Selatan Sesuai Kesepakatan
Mi’raj News Agency (MINA)