Jakarta, MINA – Pemerintah Indonesia kembali mempertegas komitmennya untuk memperkuat ekspor produk halal, sebagai langkah strategis dalam menjadikan Indonesia pusat industri halal global.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI, Mardyana Listyowati, dalam acara Media Briefing dan Talkshow Ekspor Produk Halal di Auditorium Kementerian Perdagangan RI, Jakarta, Jumat (20/12).
Acara yang digelar bekerja sama dengan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) ini bertujuan mempublikasikan capaian kinerja ekspor produk halal Indonesia sekaligus menyoroti kesiapan dalam penerapan sertifikasi halal.
“Tren positif kinerja ekspor produk halal pada 2019-2023 menunjukkan pertumbuhan 10,99 persen per tahun. Periode Januari hingga Oktober 2024 mencatat nilai total perdagangan produk halal mencapai USD53,735 miliar,” ungkap Mardyana.
Baca Juga: Zendo, Ojek Online Muhammadiyah Kini Hadir di 70 Kota
Dia menjelaskan, lima negara tujuan ekspor utama Indonesia, yakni Amerika Serikat (USD7,29 miliar), China (USD6,17 miliar), India (USD4,33 miliar), Pakistan (USD2,05 miliar), dan Malaysia (USD1,71 miliar). Kontribusi terbesar berasal dari industri makanan dan minuman halal (81,16 persen), diikuti tekstil (16,48 persen), serta farmasi dan kosmetik.
Mardyana juga menyampaikan, Kemendag tengah mengedepankan program utama, termasuk pengamanan pasar domestik, perluasan pasar ekspor, dan pemberdayaan UMKM melalui inisiatif “BISA Ekspor”.
Sementara Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Haikal Hassan, mengingatkan pentingnya akselerasi pengembangan produk halal oleh pelaku usaha.
“Indonesia harus bergerak lebih giat dalam sertifikasi halal, agar produk kita dapat bersaing dengan negara lain. Bahkan Korea Selatan menargetkan seluruh produk keluarannya halal pada 2026. Ini menjadi tantangan besar bagi kita,” tegas Haikal.
Baca Juga: PP Muhammadiyah Jalin Kerja Sama Strategis dengan Bank Aceh Syariah
Ia juga menyoroti urgensi menjadikan halal sebagai identitas utama produk dalam negeri, mengingat Indonesia adalah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.
“Pemerintah optimistis langkah strategis ini dapat mendongkrak pertumbuhan ekspor produk halal secara signifikan. Dengan sumber daya melimpah dan pasar global yang terus berkembang, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat industri halal dunia di masa depan,” pungkasnya.
Direktur Bisnis dan Kewirausahaan Syariah KNEKS, Putu Rahwidhiyasa, mengatakan, Indonesia terus memperkuat posisinya sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia dengan mendorong kolaborasi yang lebih erat antara negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Putu juga menegaskan pentingnya sinergi antar negara anggota OKI untuk memasarkan produk dan jasa berbasis prinsip-prinsip syariah di pasar global.
Baca Juga: Menjadi Pemimpin yang Disukai Semua Orang
Menurutnya, ide, gagasan dan sistem ekonomi dan keuangan syariah yang telah dibangun Indonesia perlu
memberikan dampak lebih positif melalui penguatan kerja sama antar Negara Anggota OKI yang akan mempercepat pemasaran produk dan jasa berbasis prinsip-prinsip syariah.
“Perjanjian perdagangan dan kemitraan diharapkan dapat meningkatkan kolaborasi dan peningkatan
ekonomi di antara negara anggota OKI,” kata Putu.
Acara ini mencerminkan tekad bersama pemerintah dan pelaku usaha untuk menjadikan produk halal Indonesia unggul, baik di pasar domestik maupun internasional, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam ekosistem industri halal global.[]
Baca Juga: 7 Kunci Sukses Dunia Akhirat
Mi’raj News Agency (MINA)