Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah Terus Lakukan Pendataan Sekolah, Guru dan Siswa Terdampak Bencana di Sulteng

Hasanatun Aliyah - Rabu, 10 Oktober 2018 - 22:09 WIB

Rabu, 10 Oktober 2018 - 22:09 WIB

1 Views

Jakarta, MINA – Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus melakukan pendataan terhadap satuan pendidikan, pendidik, dan tenaga kependidikan, serta siswa terdampak gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng).

Jumlah satuan pendidikan, siswa, pendidik, dan tenaga kependidikan terdampak akan terus diperbaharui berdasarkan perkembangan di lapangan setiap harinya.

“Nanti kita akan pastikan dari data dapodik (data pokok pendidikan) dikurangi data terdampak yang dilaporkan tim,” kata Direktur Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK), Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen Dikdasmen), Poppy Dewi Puspitawati, di Jakarta, Rabu (10/10).

Direktur PKLK menerangkan per 6 Oktober 2018, sebanyak 422 sekolah mengalami kerusakan. 80 guru dan tenaga kependidikan serta 59 siswa menjadi korban, baik meninggal, hilang, maupun rawat inap. Tim dari direktorat teknis telah terjun ke lapangan sejak hari pertama pascabencana.

Baca Juga: Sebanyak 1.562 Peserta Lulus Uji Kompetensi Calon Mahasiswa Al Azhar Mesir

“Yang paling penting, kita telah mengaktivasi pos pendidikan, yang kita pusatkan di LPMP (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan) Sulawesi Tengah,” ujarnya.

Dia mengakui, proses pendataan masih belum optimal khususnya di wilayah Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong. Cukup banyak pendidik maupun tenaga kependidikan yang belum teridentifikasi statusnya.

“Mereka dikabarkan mengungsi di gunung dan di luar wilayah Sulteng. Atau diduga menjadi korban tsunami dan likuifikasi. Selain itu, masih banyak lokasi yang terisolasi. Posko Pendidikan terus memperbaharui data setiap hari setiap pukul 7 malam,” imbuhnya.

Dia menambahkan, saat ini, sebanyak 26 pegawai LPMP Sulteng belum diketahui statusnya. Seorang staf bernama Arifin, dan seorang anak dari staf LPMP menjadi korban meninggal. Dua rumah pegawai dilaporkan hilang/amblas akibat likuifikasi, dan tiga rumah dinyatakan rusak berat.

Baca Juga: Prof Asrorun Niam: Tujuan Fatwa untuk Kemaslahatan Hakiki

“LPMP Sulteng mengalami kerusakan ringan, tetapi masih dapat menjalankan fungsinya,” ujarnya. (R/R10/R01)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: KH Afifuddin Muhajir: Fatwa Dibutuhkan Sepanjang Zaman

Rekomendasi untuk Anda

Gedung MUI di Jakarta Pusat
Indonesia
Kolom
Indonesia
Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Mulyanto
Indonesia
Indonesia