Jakarta, 29 Ramadhan 1435/27 Juli 2014 (MINA) – Pemerintah melalui Kementerian Agama menetapkan satu Syawal 1435 H jatuh pada Senin, 28 Juli 2014.
Penetapan itu dikeluarkan dalam sidang isbat penetapan awal Syawal 1435 H, setelah menerima laporan hasil rukyatul hilal dari para anggota Tim Hisab-Rukyat yang melakukan pemantauan hilal di 111 lokasi pengamatan di 33 Provinsi di seluruh Indonesia.
Dalam sidang Isbat yang langsung dipimpin oleh Menteri Agama, Lukman Hakim Saifudin mendapatkan laporan sembilan orang dari tiga titik berbeda, yakni di Gresik Condrodipo, Pelabuhan Ratu dan Kolaka Sulawesi Utara telah melihat hilal.
“Sembilan orang telah menyatakan melihat hilal. Setelah mendengarkan pertimbangan dari masing-masing ormas Islam. Sidang isbath sepakat 1 Syawal 1435 Hijriyah jatuh pada besok hari, Senin 28 Juli 2014 Masehi,” kata Lukman Hakim Syaifuddin usai menggelar sidang isbat yang digelar di Kantor Kemenag, Jakarta, Ahad sore.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Menag menjelaskan bahwa dalam hitungan hisab, posisi hilal awal Syawwal 1435H berada di atas 2 (dua) derajat. Menurutnya, selama ini perbedaan awal bulan muncul, karena ada dua pandangan yang belum bertemu. Satu pandangan mengatakan bahwa hilal dimungkinkan untuk dirukyat jika posisinya minimal di atas 2 (dua) derajat.
Berbeda dengan itu, pandangan kedua mengatakan bahwa tidak minimal dua derajat, tapi pokoknya di atas 0 (nol) derajat, hilal itu sudah bisa dipastikan ada sehingga besoknya sudah 1 Syawwal.
Menag menyatakan, sekarang untuk 1 Syawwal ini, posisi hilal menurut hisab itu di atas dua derajat. Hal itu yang harus dikonfirmasi melalui rukyat.
Menag menyatakan sudah berdiskusi dengan Ketua MUI, Din Syamsuddin mengenai rencana pertemuan semua ormas Islam untuk penyatuan metode Rukyatul Hilal.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Sidang itsbat kali ini juga bersepakat untuk merekomendasikan Pemerintah dan MUI untuk secepatnya mengadakan pertemuan-pertemuan intensif guna merumuskan kesepakatan tentang definisi dan kriteria hilal.
“Dengan demikian, untuk menetukan awal Ramadhan di masa mendatang bisa lebih baik dan sempurna, sehingga kita dalam menjalankan ajaran agama bisa dilakukan dengan lebih baik lagi,” ujar Menag Lukman.
Hadir dalam kesempatan sidang yang langsung dipimpin oleh Menteri Agama ini, Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar, Ketua MUI KH. Din Syamsuddin, Ketua Komisi Fatwa MUI KH. Makruf Amin, Para Duta Besar Negara Sahabat, para pimpinan Ormas Islam, para pakar astronomi dan ilmu falak, serta para pejabat eselon I dan II Kementerian agama.
Idul Fitri Sama
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
Sebelumnya, Jumat lalu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih dan Tajdid menetapkan awal Syawwal 1435 H. jatuh pada hari Senin 28 Juli 2014.
Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Oman Fathurohman menjelaskan, tinggi Hilal atau piringan bulan yang terpantul sinar matahari pada saat tenggelamnya Matahari tanggal 27 Juli 2014 adalah sebesar 3,6 derajat dan masih di atas ufuk.
Dengan demikian menurut perhitungan hisab Imkanurukyat Pemerintah yang mensyaratkan tinggi hilal 2 derajat, maka kriteria sudah terpenuhi.
Oman Fathurohman mengungkapkan, Muhammadiyah menggunakan hisab hakiki wujudul hilal, tidak mensyaratkan ketinggian hilal. Maka, setelah terjadi Ijtima’ atau konjungsi dan bulan telah mengejar matahari, serta saat matahari tenggelam bulan masih ada di atas ufuk, maka kriteria telah terpenuhi dan esoknya telah masuk bulan baru.
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
Sementara itu, Nahdhatul Ulama pun kemungkinan menetapkan Idul Fitri 1 Syawal pada Senin (28/7), berdasarkan perhitungan Falakiyah NU, menunjukkan bahwa hilal mencapai ketinggian 3,5 derajat, akan tampak dan dapat dilihat.
Menurut penghitungan Ketua Dewan Hisab dan Ru’yat (DHR) Jama’ah Muslimin (Hizbullah), K.H. Abu Mukhtar Marsa’i, prediksi Id memang sama, berdasarkan posisi hilal di utara Katulistiwa di selatan matahari miring ke selatan, tinggi hilal di Indonesia antara 5-6.30 derajat, lamanya antara 20-30 menit. Sementara di Timur Tengah antara 7-9 derajat, lamanya antara 28-36 menit.
Hingga berita ini ditulis, Dewan Hisab dan Ru’yat (DHR) Jama’ah Muslimin (Hizbullah) sedang mengadakan siding Itsbat mengumpulkan laporan-laporan dari seluruh dunia(L/P02/P08/P04)
Baca Juga: Israel Bom Sekolah di Gaza, Delapan Warga Syahid
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)