Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PEMERINTAH TETAPKAN 1 SYAWAL JUMAT 17 JULI

Rana Setiawan - Kamis, 16 Juli 2015 - 19:30 WIB

Kamis, 16 Juli 2015 - 19:30 WIB

338 Views

(Foto: Chamid/MINA)
(Foto: Chamid/MINA)

Menteri Agama, Lukman Hakim Saifudin menyampaikan hasil Sidang Itsbat yang menetapkan 1 Syawal 1436 H jatuh pada Jumat 17 Juli 2015, di Kantor Kemenag, Jakarta, Kamis (16/7) sore.(Foto: Chamid/MINA)

Jakarta, 29 Ramadhan 1436/16 Juli 2015 (MINA) – Pemerintah melalui Kementerian Agama menetapkan satu Syawal 1436 H jatuh pada Jumat, 17 Juli 2015.

Penetapan itu dikeluarkan dalam sidang isbat penetapan awal Syawal 1436 H, setelah menerima laporan hasil rukyatul hilal dari para anggota Tim Hisab-Rukyat yang melakukan pemantauan hilal di 120 lokasi pengamatan di 33 Provinsi di seluruh Indonesia.

Dalam sidang Isbat yang langsung dipimpin oleh Menteri Agama, Lukman Hakim Saifudin mendapatkan empat titik  telah melihat hilal, yaitu di Gresik, Lamongan, Bojonegoro, dan Kepulauan Seribu.

Masing-masing saksi yang melihat hilal telah disumpah oleh pengadilan agama setempat.

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

“Berdasarkan kesaksian dari Tim Hisab-Rukyat dari sejumlah titik. Berdasarkan data yang kami terima, ada empat lokasi yang berhasil melihat hilal, pertama di Bukit Dripo Gresik ada lima saksi; kedua Tanjung Kodok Lamongan; ketiga di Bojonegoro disaksikan camat dan wakil bupati; dan keempat di Kepulauan Seribu. Setelah mendengarkan pertimbangan dari masing-masing ormas Islam. Sidang isbath sepakat Malam ini adalah malam 1 Syawal 1436 Hijriyah,” kata Lukman Hakim Syaifuddin usai menggelar sidang isbat yang digelar di Kantor Kemenag, Jakarta, Kamis (16/7) sore.

Terlihatnya hilal di Indonesia juga berdasarkan ketinggian hilal awal Syawal 1436H di wilayah Indonesia berkisar antara 1.5-hampir 3 derajat. Secara hisab, ketinggian hilal di Pelabuhan Ratu mencapai 3.11 derajat. Umur hilal, 9 jam 26 menit 52 detik, jarak busur 5.72 derajat, dan fraksi iluminasinya 0.32 %.

Sementara kriteria visibilitas hilal (imkanurrukyat) MABIMS/ Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Indonesia, tinggi hilal 2 derajat, elongasi Bulan-Matahari 3 derajat atau umur hilal minimum 8 jam.

Penegasan itu disampaikan oleh peneliti Badan Hisab Rukyat Kementerian Agama Cecep Nurwendaya saat memberikan paparan mengenai posisi hilal Awal Syawwal 1436H dalam rangkaian pelaksanaan sidang itsbat (penetapan) awal Syawwal 1436H yang digelar Kementerian Agama di Gedung Kemenag, Jl. MH. Thamrin No. 6, Jakarta, Kamis (16/7).

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

Hadir dalam kesempatan sidang yang langsung dipimpin oleh Menteri Agama ini, Ketua MUI KH. Din Syamsuddin, Ketua Komisi Fatwa MUI KH. Makruf Amin, Para Duta Besar Negara Sahabat,  para pimpinan Ormas Islam, para pakar astronomi dan ilmu falak, serta para pejabat eselon I dan II Kementerian agama.

“Jadi ada referensi jika hilal awal Syawwal 1436 H hari Kamis tanggal 16 Juli 2015 teramati dari wilayah Indonesia,” terang Cecep.

Cecep Nurwendaya menjelaskan, hilal awal Syawwal 1404H dengan ketinggian 2 derajat dan ijtimak terjadi jam 10:18 WIB  pada tanggal 29 Juni 1984 dapat dilihat oleh enam perukyat: Muhamamd Arief (Panitera Pengadilan Agama Pare-Pare), Muhadir (Bendahara Pengadilan Pare-Pare), Abdul Hamid (Guru Agama Jakarta), Ma’mur (Guru Agama Sukabumi), dan Endang Efendi (Hakim Agama Sukabumi)

“Jadi ada referensi empirik visibilitas (ketampakan) hilal, jika hilal awal Syawwal 1436H teramati di wilayah Indonesia,” ulangnya.

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Penetapan 1 Syawal 1436 H sebagai tanggal penentuan Idul Fitri isepakati oleh seluruh peserta sidang itsbat yang berasal dari pimpinan ormas keagamaan.

Dengan penetapan Idul Fitri 17 Juli 2015, maka ujar Menag, seluruh umat Islam  merayakan Idul Fitri bersama. Menag juga menyampaikan ucapan selamatidul fitri bagi seluruh umat Islam, kembali kepada jati diir yanbg fitri.

Kepada pimpinan ormas dan umat Islam, Menag meminta untuk merayakan malam takbir dengan tetap menjaga ketertiban dan harus denga spirit Idul Fitri.

Sementara itu, Ketua Umum MUI Dien Syamsuddin dalam penjelasannya, menegaskan sudah saatnya umat Islam memiliki kalender resmi dengan standar global yang bersifat universal dan bila ini dimiliki maka kontroversi perbedaan penetaan Idul Fitri bisa diatasi.

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Hingga berita ini ditulis, Dewan Hisab dan Ru’yat (DHR) Jama’ah Muslimin (Hizbullah) sedang mengadakan siding Itsbat mengumpulkan laporan-laporan dari seluruh dunia.(L/P010/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Israel Bom Sekolah di Gaza, Delapan Warga Syahid

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia