Bangkok, 20 Shafar 1436/13 Desember 2014 (MINA) – Pemerintah Thailand membantah keras tuduhan dalam laporan penyiksaan Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (AS), yang menyebutkan Bangkok menyediakan pusat interogasi rahasia untuk CIA.
“Kerjasama antara AS dan Thailand didasarkan pada kedaulatan nasional. Tidak ada kebijakan atau praktek-praktek yang bertentangan dengan hukum,” kata pejabat kantor Perdana Menteri Thailand, Suwaphan Tanyuvardhana, kepada media setempat pekan ini.
“Saya dapat meyakinkan Anda bahwa tidak ada penjara atau penyiksaan rahasia di Thailand,” tegasnya.
Penolakan itu juga disuarakan oleh Kepala Militer Thailand Jenderal Udomdej Sitabutr, yang mengatakan ia tidak memiliki informasi mengenai penyiksaan/">lokasi penyiksaan tersebut di Thailand, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Laporan Komite Intelijen Senat AS setebal 6.000 halaman dan hanya 500 halaman yang diumumkan Selasa, menyimpulkan CIA telah menggunakan sarana penyiksaan terduga anggota Al-Qaeda di “lokasi rahasia” yang terletak di luar wilayah AS.
Laporan khusus itu menyebutkan Thailand dan Afghanistan sebagai negara yang mungkin menyediakan lokasi rahasia penyiksaan bagi tersangka teroris.
Menteri Dalam Negeri Thailand Anupong Paochinda yang juga mantan kepala militer, menyebut laporan Senat AS adalah informasi lama yang didaur ulang, dan jika situs penahanan tersebut ada, laporan seharusnya sudah menyebutkan lokasinya.
Menurut laporan Senat AS, tersangka perencana logistik Al-Qaeda Abu Zubaydah yang ditangkap Maret 2002, dikirim ke pusat penahanan rahasia CIA di Thailand pada Juni tahun yang sama, dan tinggal 47 hari di ruang isolasi. Selama tiga pekan pada Agustus 2002, ia diinterogasi menggunakan metode yang keras, termasuk waterboarding berulang, yaitu teknik penyiksaan simulasi tenggelam dengan cara menuangkan air ke kain tertutup ke kepala tahanan.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Menurut laporan itu, situs rahasia CIA di Thailand, didirikan pada 2002, pertama kali muncul dalam pemberitaan pada 2007, ketika Voice of America melaporkan lokasi fasilitas di timur laut provinsi Udon Thani. Namun pemerintah Thailand membantah tuduhan pada saat itu.
Thailand adalah satu-satunya negara sekutu di Asia Tenggara yang mengikat perjanjian dengan AS. Perjanjian kerjasama militer dan intelijen antar keduanya disepakati sejak Perang Vietnam 1963-1975, saat itu Thailand menjadi loncatan untuk serangan bom B-52 AS atas negara komunis Vietnam Utara.
AS terus mempertahankan fasilitas militer yang luas di Bangkok yang disebut JUSMAG, juga terlibat dalam latihan militer Thailand dan latihan militer gabungan. (T/P001/R05)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)