Jakarta, 25 Jumadil Akhir 1437/4 April 2016 (MINA) – Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa pemerintah terus berupaya membebaskan 10 Anak Buah Kapal (ABK) Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera di perairan Filipina.
“Opsi dialog tetap didahulukan untuk menyelamatkan yang disandera,” kata Jokowi di Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad (3/4) malam, , demikian seperti dilansir Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana.
Presiden mengatakan bahwa dirinya secara khusus telah mengutus Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi untuk berbicara dengan Pemerintah Filipina. Selain itu, Presiden menggarisbawahi bahwa kejadian penahanan WNI berada di wilayah Filipina.
“Sehingga tidak bisa kita masuk seenaknya. Tidak bisa,” kata Jokowi.
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Meski lebih mengutamakan opsi dialog, pemerintah telah menyiapkan pasukan reaksi cepat di Tarakan, Kalimantan Utara. Bahkan Presiden mengatakan bahwa dirinya terus memantau persiapan pasukan reaksi cepat ini.
“Tapi untuk masuk ke wilayah negara lain harus ada izin, dan memang kemarin dilaporkan dari menteri luar negeri yang juga selalu saya kontak, harus ada izinnya dari parlemen. Nah ini yang masih belum,” ujarnya.(T/R05/Ro2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina