Sana’a, 28 Syawwal 1437/2 Agustus 2016 (MINA) – Pemerintah Yaman meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menyampaikan hasil pembicaraan damai di Kuwait yang telah berlangsung Juli kemarin.
Menteri Luar Negeri Yaman dan juga kepala delegasi perundingan, Abdulmalik Al-Mekhlafi mengatakan “Delegasi pemerintah telah memutuskan meninggalkan Kuwait setelah menandatangani draft rencana perdamaian yang diusulkan oleh PBB,” Middle East Monitor (MEMO) melaporkan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa.
“Para pemberontak berusaha untuk melegitimasi kudeta dan untuk terlibat dalam pemerintahan nasional sebelum menarik diri dari kota-kota yang mereka kuasai atau sebelum mereka meletakkan senjata,” kata Al-Mekhlafi.
Menurutnya, hal itu tidak masuk akal untuk berbicara tentang perubahan rencana.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Pejabat Yaman mengatakan, opsi untuk memperpanjang konsultasi hingga 7 Agustus masih bertahan.
“Kami telah menyediakan banyak kelonggaran selama konsultasi,” tambahnya.
Seorang anggota delegasi mengatakan, “Bola sekarang di tangan pemberontak. Mereka masih menunggu dalam menandatangani rancangan rencana PBB, dan ini merupakan ujian nyata seberapa serius mereka untuk mencapai solusi mengakhiri perang”.
Menurut pemerintahan resmi Yaman, rancangan rencana panggilan untuk para milisi bersenjata menarik diri dari ibu kota Sanaa dan dua kota besar, serta menyerahkan senjata berat dan mengembalikan lembaga-lembaga negara pada September 2014.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Sementara pihak oposisi mengatakan, pemerintah persatuan nasional harus dibentuk dan presiden konsensus baru ditunjuk untuk mengawasi transisi pertama. (T/P002/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata