
Seorang dosen universitas swasta asal Palestina, Fadi Al-Batsh ditembak mati di Kuala Lumpur, Malaysia.
Tel Aviv, MINA – Pemerintah zionis “Israel” telah meminta Mesir untuk tidak mengizinkan jenazah seorang ulama Palestina yang dibunuh di Malaysia melewati penyeberangan perbatasan Rafah menuju Jalur Gaza yang terkepung, lapor MEMO yang dikutip MINA, Selasa (24/4).
Menteri Pertahanan “Israel”, Avigdor Lieberman, mengklaim Syaikh Fadi sedang mengerjakan perbaikan pada roket yang digunakan oleh Hamas.
Menurut Ronen Bergman, seorang jurnalis dan penulis investigasi “Israel”, agen mata-mata Mossad yang membunuh Syaikh Fadi.
Namun, Avigdor membantah tuduhan bahwa yang menembak mati seorang dosen Palestina di Malaysia adalah agen rahasia Mossad.
Baca Juga: Keluarga Sandera Tolak Pejabat Israel Hadiri Pemakaman
Ia mengatakan, kemungkinan Fadi yang berusia 35 tahun, dibunuh karena sengketa internal di kalangan orang Palestina.
Sebelumnya, Kelompok Hamas yang menguasai Jalur Gaza, Sabtu (21/4), mengatakan bahwa dosen yang ditembak mati di Kuala Lumpur, Malaysia itu adalah anggotanya.
Dalam pernyataannya, Hamas menyebut Dr Fadi al-Batsh merupakan anggota yang loyal dan banyak memberi kontribusi untuk ilmu pengetahuan.
Hamas tak memberi penjelasan lebih lanjut soal pencapaian Al-Baths dan hanya mengatakan sang dosen banyak berpartisipasi dalam forum-forum internasional khususnya di bidang energi.
Baca Juga: Hamas: Israel Langgar Gencatan Senjata dengan Menunda Pertukaran Tahanan
Soal pembunuhan Al-Baths, Hamas tak langsung menuduh Israel dan hanya mengatakan pria itu dibunuh “kaki tangan pengkianat”.
Namun, keluarga dan kerabat Al-Baths yakin pria berusia 35 tahun itu sudah lama menjadi target Israel.(T/cha/B05).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pasukan Israel Perpanjang Masa Tinggal di Tepi Barat