Yerusalem, MINA – Hasil perhitungan sementara dari pemilu parlemen Israel September 2019 hingga Selasa malam (17/9) menunjukkan partai Likud dan mitra sayap kanannya kekurangan kursi untuk membentuk pemerintahan.
Hasil penghitungan suara yang diterbitkan oleh tiga stasiun televisi utama Israel menunjukkan Likud memiliki 54 hingga 57 kursi bersama dengan Shas, United Torah Judaism (UTJ) dan Yamina, setidaknya kurang empat kursi dari 61 kursi yang dibutuhkan untuk mayoritas di Knesset.
Hasil itu mendorong Perdana Menteri Benjamin Netanyahu meminta dukungan dari sejumlah mitranya, demikian Times of Israel melaporkan.
Perdana Menteri berbicara melalui telepon dengan Ketua Partai Shas Aryeh Deri, pemimpin UTJ Yaakov Litzman dan Moshe Gafni, serta anggota partai New Right Naftali Bennett yang ikut dalam pemilihan bersama aliansi Yamina.
Baca Juga: 45 Truk BAZNAS Bantuan Masyarakat Indonesia Berhasil Masuk Gaza
Mereka semua setuju bekerja sama. Gafni menegaskan kembali janji UTJ untuk merekomendasikan Netanyahu mendapatkan celah pertama dalam membentuk pemerintahan, menurut laporan media Hebrw.
Sementara itu, meskipun menerima lebih banyak kursi daripada Likud, aliansi tengah Blue and White pimpinan Benny Gantz juga tidak memiliki jalan untuk membentuk pemerintahan sendiri tanpa Likud. Akibatnya, pemimpin Partai Yisrael Beytenu Avigdor Liberman, yang bersumpah untuk memaksa pemerintah persatuan jika tidak ada mayoritas tanpanya, tampaknya muncul sebagai “raja” pembuat koalisi.
Bereaksi terhadap hasil pemilu yang keluar, pejabat Likud mengatakan mereka tidak berniat memaksa Netanyahu maju dan akan mengeksplorasi opsi lain untuk membentuk koalisi.
Selain itu, mereka memperingatkan bahwa hasil penghitungan yang keluar baru awal dan meminta masyarakat untuk menunggu hasil akhir. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Israel Halangi Dokter AS Tinggalkan Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Upayakan Pembentukan Pemerintahan Persatuan Nasional di Gaza