Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemimpin Badui Gaza: Distribusi Bantuan AS-Israel Berlumuran Darah

sri astuti Editor : Ali Farkhan Tsani - 18 detik yang lalu

18 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi: Warga Palestina di Jalur Gaza berkumpul di dekat pusat distribusi bantuan yang di kelola GHF. (Foto: Quds News)

Gaza, MINA – Para pemimpin suku badui di Gaza pada Jumat (1/8) menolak pusat-pusat distribusi bantuan kontroversial yang diawasi oleh Israel dan Amerika Serikat, menyebutnya memalukan dan berlumuran darah karena terlibat dalam pembantaian warga Gaza.

Husni Salman al-Mughni, Kepala Otoritas Tertinggi untuk Urusan Suku, mengatakan kepada para wartawan di Kota Gaza bahwa sistem tersebut “menawarkan kardus-kardus bantuan dengan imbalan puluhan nyawa warga Palestina setiap hari.” Anadolu melaporkan.

“Anak-anak kami dibiarkan telanjang dan kelaparan di jalanan, tanpa makanan, air, atau listrik. Kami menyaksikan kematian yang lambat terjadi setiap hari sementara dunia hanya berdiam diri,” ujarnya.

Pernyataannya muncul ketika utusan AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengunjungi pusat bantuan di Rafah yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza, sebuah program yang menurut warga Palestina digunakan untuk menekan mereka agar mengungsi.

Baca Juga: AS Janji Kirimkan Lebih Banyak Makanan ke Gaza usai Kunjungan Witkoff

Al-Mughni mengajak Witkoff berjalan-jalan di Gaza dan menyaksikan kehancuran dan kelaparan yang ditinggalkan Israel, tenda-tenda, para lansia, perempuan, dan anak-anak yang merana di bawah terik matahari musim panas tanpa tempat berlindung atau kebutuhan dasar.

Ia menekankan bahwa sebagian besar bantuan tidak sampai kepada mereka yang membutuhkan.

“Mereka yang kuat dan korup, yang berkoordinasi dengan pendudukan, yang merampasnya. Para lansia dan rentan bahkan tidak dapat mencapai titik-titik distribusi,” katanya.

“Sistem yang merendahkan ini tidak dapat diterima. Kami menuntut hak untuk hidup bermartabat, untuk membangun kembali tanah air kami, dan untuk menjamin hak asasi manusia yang sejati, bukan bantuan bersyarat yang dibungkus dengan penghinaan,” tegas Al-Mughni.

Baca Juga: Pejuang Gaza Tetap Beri Makan Sandera Israel, Meski Mereka Sendiri Kelaparan

Pemimpin suku tersebut memperingatkan bahwa bencana kemanusiaan semakin memburuk dari hari ke hari.

“Meskipun ada klaim pengiriman bantuan, kelaparan tetap tak teratasi. Anak-anak kami terus mati perlahan di hadapan dunia,” tuturnya.

Ia mendesak “semua orang yang berhati nurani” untuk menyaksikan penderitaan secara langsung dan mendesak kecaman internasional terhadap apa yang ia gambarkan sebagai pembantaian harian penduduk Gaza.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan pada hari Rabu bahwa 154 warga Palestina, termasuk 89 anak-anak, telah meninggal dunia akibat kelaparan dan malnutrisi sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023. Kementerian tersebut juga menyatakan bahwa tembakan Israel terhadap warga Palestina yang menunggu bantuan sejak sistem baru dimulai pada 27 Mei telah menewaskan 1.383 orang dan melukai lebih dari 9.200 lainnya.

Baca Juga: Pejuang Palestina Rilis Rekaman Serangan terhadap Pasukan Israel

Pekan lalu, Program Pangan Dunia PBB memperingatkan bahwa sepertiga penduduk Gaza telah berhari-hari tidak makan, menyoroti skala bencana tersebut. []

 

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Media Iran Laporkan Kota-Kota Israel Dilanda Kebakaran dan Ledakan Listrik

Rekomendasi untuk Anda