Glasgow, MINA – UNHCR, Badan Pengungsi PBB, pada Senin (8/11) meminta para pemimpin dunia untuk mengubah kata-kata menjadi tindakan, serta meningkatkan bantuan bagi orang-orang yang terpaksa mengungsi di negara yang menampung mereka.
Saat Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP 26) di Glasgow memasuki pekan terakhirnya dan berfokus pada adaptasi, UNHCR menyerukan lebih banyak bantuan kepada negara-negara dan masyarakat yang paling terkena dampak darurat iklim, tetapi paling diabaikan dalam hal bantuan.
Menurut UNHCR, fokusnya perlu disalurkan ke proyek adaptasi berbasis masyarakat untuk membantu jutaan orang yang bergulat dengan dampak bencana perubahan iklim, banyak di antaranya adalah pengungsi yang bahkan sudah berkali-kali mengungsi.
“Sebagian besar orang yang kami bantu berasal dari negara-negara di garis depan darurat iklim atau mereka yang ditampung di negara-negara terdampak yang sama,” kata Filippo Grandi, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
“Mereka menghadapi bencana terkait iklim seperti banjir, kekeringan, dan penggurunan. Ini menghancurkan mata pencaharian, memicu konflik, dan memaksa orang untuk pindah. Kami sangat membutuhkan pemikiran baru, inovasi, pendanaan dari orang-orang terkaya,” katanya.
Penasihat Khusus UNHCR untuk Aksi Iklim, Andrew Harper, menyoroti dampak perubahan iklim terhadap para pengungsi. Sembilan puluh persen pengungsi di bawah mandat UNHCR dan 70 persen pengungsi internal berasal dari negara-negara rentan yang paling tidak siap untuk beradaptasi. Jutaan lainnya terpaksa meninggalkan rumah mereka setiap tahun dalam bencana.
UNHCR bekerja di 130 negara memberikan perlindungan dan bantuan, serta mendukung pengungsi dan komunitas tuan rumah untuk beradaptasi dan menciptakan solusi dalam iklim yang semakin tidak ramah. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)