Mediterania, MINA – Para pemimpin dunia mengecam keras tindakan Israel yang mencegat armada Global Sumud Flotilla dalam perjalanannya menuju Gaza, menimbulkan gelombang protes di berbagai kota internasional.
Aksi unjuk rasa digelar di Istanbul, Athena, Buenos Aires, Roma, Berlin, dan Madrid sebagai bentuk solidaritas terhadap para aktivis yang ditahan.
Sebanyak 500 aktivis dari 44 negara ikut serta dalam misi kemanusiaan ini, membawa bantuan untuk warga Gaza. Mereka berasal dari Amerika Serikat, Inggris, Belgia, Spanyol, Malaysia, Turki, dan Kolombia.
Pemerintah Turki menyebut intervensi Israel sebagai tindakan terorisme yang melanggar hukum internasional dan membahayakan warga sipil. Kementerian Luar Negeri Turki menegaskan, kebijakan Israel turut memperparah kelaparan di Gaza, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh rakyat Palestina.
Baca Juga: 23 Kapal Global Sumud Flotilla Masih Berlanjut Berlayar Menuju Gaza
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menyerukan pembebasan segera warganya yang ikut ditahan.
“Saya akan menempuh segala tindakan hukum untuk meminta pertanggungjawaban Israel,” ujarnya, dikutip Al Jazeera, Kamis (2/10).
Menurut Anwar, Israel tidak hanya mengabaikan hak dasar masyarakat Palestina, tetapi juga “mengoyak hati nurani komunitas internasional.”
Presiden Kolombia, Gustavo Petro menanggapi insiden itu dengan mengumumkan pengusiran diplomat-diplomat Israel dan pembatalan perjanjian perdagangan bebas. Petro menegaskan, jalur hukum akan ditempuh untuk memastikan keselamatan warganya yang ditahan.
Baca Juga: PM Malaysia Anwar Ibrahim Kawal Ketat Pergerakan Global Sumud Flotilla
Di Eropa, Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, menyatakan Israel telah menjamin tidak menggunakan kekerasan terhadap para peserta flotilla. Namun, serikat buruh Italia menyerukan mogok umum sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Gaza.
Presiden Irlandia, Michael D. Higgins, menuduh Israel menghalangi masuknya bantuan esensial ke Gaza dan menekankan pentingnya keselamatan para aktivis.
Pemerintah Prancis meminta pemulangan warganya yang ditahan tidak ditunda, sementara di Amerika Serikat, 20 legislator Partai Demokrat mendorong Gedung Putih mengambil tindakan untuk melindungi aktivis Global Sumud Flotilla.
Utusan khusus PBB untuk Palestina, Francesca Albanese, menyebut pencegatan itu sebagai penculikan ilegal terhadap para aktivis yang berani mempertaruhkan nyawa untuk menembus blokade Israel yang dianggap melanggar hukum internasional. []
Baca Juga: Dua Demonstran Tewas, Ratusan Ditangkap dalam Gelombang Protes Gen Z di Maroko
Mi’raj News Agency (MINA)