Wina, 10 Sya’ban 1437/17 Mei 2016 (MINA) – Para pemimpin dunia memperbaharui seruannya untuk penghentian permusuhan di Suriah setelah pertemuan di Wina pada Selasa (17/5).
Pertemuan 17 negara Kelompok Mendukung Suriah Internasional (ISSG) itu dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan Utusan Khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura.
Mereka berharap untuk memulai kembali perundingan perdamaian yang bertujuan untuk menghentikan perang saudara yang sedang berlangsung di Suriah, demikian Al-Jazeera memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Mereka menegaskan dukungannya untuk mengakhiri kekerasan dan dibukanya akses untuk pengiriman bantuan kemanusiaan langsung ke masyarakat yang terkepung.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Namun pertemuan itu tidak menetapkan tanggal untuk perundingan damai Suriah putaran berikutnya.
Kerry mengatakan, pertemuan di ibukota Austria itu merupakan langkah ke arah yang benar.
“Semua pihak telah menyepakati kerangka dasar yang bersatu, Suriah non-sektarian lah yang mampu memilih masa depan melalui badan transisi,” kata Kerry.
Para pejabat AS yang bepergian bersama Kerry mengatakan, AS masih bersikeras bahwa Presiden Suriah Bashar Al-Assad harus meninggalkan jabatannya sebagai bagian dari “kerangka kerja untuk transisi politik” dengan batas waktu 1 Agustus.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Tapi Assad yang didukung oleh dukungan militer dari Rusia dan Iran, telah menunjukkan tidak ada tanda-tanda dia siap meninggalkan kekuasaannya dan pasukannya masih berjuang untuk merebut wilayahnya. (T/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)l
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan