Gaza, MINA – Pemimpin Hamas yang menguasai Jalur Gaza, Palestina mengatakan bahwa proyek rekonsiliasi dengan pemerintah di Tepi Barat jadi berantakan.
Yehya Al-Sinwar, pemimpin Hamas dan arsitek kunci dari kesepakatan persatuan, mengungkapkan pandangan suram pada hari Kamis (21/12), menunjukkan bahwa kesepakatan tersebut dapat mengalami nasib yang sama dengan berbagai upaya rekonsiliasi yang telah lalu.
“Proyek rekonsiliasi berantakan. Hanya orang buta yang tidak dapat melihatnya,” kata Sinwar dalam komentar yang diterbitkan oleh media pro-Hamas.
Pernyataan itu muncul hanya 10 pekan setelah kesepakatan tersebut tercapai. Demikian Al Arabiya memberitakannya yang dikutip MINA.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
kedua faksi utama, Hamas dan Fatah, telah menandatangani sebuah kesepakatan yang ditengahi oleh Kairo pada 12 Oktober lalu, setelah Hamas setuju untuk menyerahkan kontrol administratif Jalur Gaza, termasuk penyeberangan perbatasannya dengan Mesir dan Israel.
Namun, perselisihan lanjutan akhir-akhir ini telah menunda pelaksanaannya.
Menurut seorang pejabat Fatah, salah satu perselisihan terakhir terjadi awal bulan ini, ketika Hamas melewatkan sebuah tonggak sejarah untuk menyelesaikan penyerahan Gaza ke pemerintahan pimpinan Presiden Mahmoud Abbas yang berbasis di Tepi Barat.
Hamas mengatakan telah menyerahkan semua kontrol administratif di Gaza.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Namun, Perdana Menteri Rami Hamdallah mengatakan bahwa Hamas tidak memindahkan uangnya sesuai kesepakatan.
Sementara Hamas mengatakan bahwa pemerintah Hamdallah tidak membayar gaji di Gaza sesuai kesepakatan.
“Rekonsiliasi runtuh karena beberapa orang ingin mendapatkan pelepasan senjata dan penutupan terowongan,” kata Sinwar tanpa menjelaskan lebih lanjut siapa “orang” yang dia maksud. (T/RI-1/RS3)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)