Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PEMIMPIN HOUTHI TUDING PEMERINTAH YAMAN PAKSAKAN AGENDANYA

Rudi Hendrik - Rabu, 17 Juni 2015 - 14:26 WIB

Rabu, 17 Juni 2015 - 14:26 WIB

619 Views

Pemimpin Houthi, Abdulmalek Al-Houthi berpidato di TV Al-Masirah, Selasa 16 Juni 2015. (Foto: dok. Nahar Net)
Pemimpin <a href=

Houthi, houthi/">Abdulmalek Al-Houthi berpidato di TV Al-Masirah, Selasa 16 Juni 2015. (Foto: dok. Nahar Net)" width="300" height="168" /> Pemimpin Houthi, houthi/">Abdulmalek Al-Houthi berpidato di TV Al-Masirah, Selasa 16 Juni 2015. (Foto: dok. Nahar Net)

Sanaa, Yaman, 30 Sya’ban 1436/17 Juni 2015 (MINA) – Pemimpin milisi Houthi houthi/">Abdulmalek Al-Houthi, menuduh pemerintah Yaman di pengasingan memaksakan agendanya sendiri di PBB dan di pembicaraan damai Jenewa.

“Mereka mencoba memaksakan agendanya sendiri,” kata Houthi dalam pidato yang disiarkan televisi Al-Masirah, Selasa (16/6), menuduh pemerintah Yaman menggunakan PBB dan utusan Ismail Ould Cheikh Ahmed sebagai “alat”.

Delegasi pemberontak ini telah menunda keberangkatannya dari Sanaa ke Jenewa pada Ahad, karena perbedaan dengan PBB tentang formalitas pembicaraan yang dibuka Senin, sehari kemudian dari yang dijadwalkan.

Mereka telah mempermasalahkan sebuah pernyataan yang diposting pada halaman Facebook Ould Cheikh Ahmed yang dianggap sebagai pernyataan resmi PBB, Nahar Net yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Postingan itu memuat nama-nama berbagai pihak yang ikut ambil bagian dalam pembicaraan, tanpa mengklasifikasikannya sebagai pemerintah yang sah dan oposisi.

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi menegaskan, Selasa, pemerintahannya hanya akan membahas dialog dengan oposisi jika resolusi Dewan Keamanan PBB dilaksanakan, yaitu penarikan oposisi dari wilayah yang mereka sita.

Houthi menuding, pemerintah berusaha menghambat setiap pembicaraan serius yang hasilnya bisa mengatasi situasi politik di negara itu.

“Mereka ingin kekacauan,” kata Houthi.

Houthi bersama pasukan yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh, menguasai ibukota Yaman pada September dan kemudian memperluas kekuasaannya ke seluruh negeri, berperang melawan pasukan pendukung Presiden Hadi.

Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza  

Konflik di Yaman sejauh ini telah menewaskan lebih 2.500 orang sejak Maret. (T/P001/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Dunia Islam
Amerika
Dunia Islam
Palestina
Timur Tengah