Damaskus, MINA – Pemimpin Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) Suriah Ahmed Al-Sharaa alias Abu Mohammed Al-Julani menyerukan ulang resolusi gencatan senjata yang pernah diputuskan PBB
Dia menyerukan revisi Resolusi 2254 dalam pertemuan dengan Utusan PBB untuk Suriah Geir Pedersen di Damaskus. The New Arab melaporkan, Selasa (17/12).
Resolusi 2254 diadopsi dengan suara bulat oleh PBB pada tahun 2015 dan menjadi dasar gencatan senjata dan perundingan konstitusional antara rezim Suriah dan oposisi.
Peta jalan tersebut tidak terlaksana karena pihak rezim berulang kali memblokir perundingan konstitusional itu.
Baca Juga: Angkatan Bersenjata Yaman Targetkan Sasaran Militer Israel
Pihak pemerintah yang berkuasa saat itu menganggap Resolusi PBB hasilnya kemungkinan akan mengakhiri kekuasaan Bashar Al-Assad.
Pada akhirnya kekuasan Al-Assad tumbang oleh serangan militer oposisi bersatu pada November yang menyebabkan jatuhnya Assad hingga melarikan diri dari Suriah.
Al-Sharaa berbicara positif tentang pelaksanaan proses transisi setelah pemerintahan Assad berakhir, tetapi mengatakan perubahan keadaan di Suriah berarti Resolusi 2254 harus direvisi. “Mengingat perubahan dalam lanskap politik, memperbarui resolusi untuk mencerminkanrealitas saat ini dianggap penting,” kata pernyataan dari Komando Umum Suriah, yang menjalankan negara tersebut dalam fase transisi.
Ahmed Al-Sharaa menekankan pentingnya kerja sama yang cepat dan efektif untuk mengatasi tantangan yang dihadapi warga Suriah. Ia juga menekankan perlunya fokus pada integritas teritorial Suriah, upaya rekonstruksi, dan pencapaian pembangunan ekonomi. Komentar Al-Sharaa mengikuti pernyataan yang dikeluarkan oleh Negara-negara Arab dan internasional setelah pertemuan puncak di Aqaba, Yordania mengenai situasi politik di Suriah. []
Baca Juga: Israel Kuasai Golan Jadi Bukti Negara itu Tak Ingin Perdamaian
Mi’raj News Agency (MINA)