Srinagar, Kashmir, 6 Dzulqa’dah 1437/8 September 2016 (MINA) – Pemimpin Kashmir dan Ketua Konferensi Hurriyat, Syed Ali Geelani, mengimbau kepada Muslimin di Jammu dan Kashmir untuk merayakan Idul Adha penuh penghematan dan mengingat orang-orang miskin di sekitar.
Menurut konglomerat ini, itu bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga kewajiban agama dan sosial Muslimin.
“Semua orang yang memiliki masalah atau memerlukan bantuan (harus) menghubungi Baitul Maal lokal, karena penduduk setempat bisa lebih mengerti masalah mereka,” kata Geelani dalam sebuah pernyataan hari Rabu (7/9), demikian media Greater Kashmir memberitakan yang dikutip MINA.
Dia mengatakan bahwa budaya, iman dan ekonomi Muslimin Kashmir berada dalam bahaya terutama di masa dua bulan terakhir bentrokan yang berkelanjutan.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Sudah lebih 75 orang tewas dalam bentrokan antara rakyat Kashmir pro-kemerdekaan lawan pasukan India sejak 8 Juli lalu, dua korban adalah polisi India.
“Hanya sekelompok kolaborator yang telah dipelihara pemerintah India selama 7 dekade terakhir, menikmati kemewahan hidup karena mereka telah menjual etos moral mereka. Mereka adalah penyebab utama dari genosida yang sedang berlangsung dan layak mendapatkan hukuman untuk perbuatannya yang buruk,” ujarnya yang merujuk pada elit politik di pemerintahan New Delhi dan selalu gagalnya perundingan damai di Jammu dan Kashmir.
Geelani mengungkapkan bahwa dirinya telah menjalani pengalaman politik selama 50 tahun dan 150 putaran pembicaraan.
“(Saya) menyaksikan orang bertemu, mengambil gambar, minum secangkir teh selama beberapa dekade, tetapi pertumpahan darah tidak berhenti. Generasi keempat kami terikat untuk hidup di bawah bayang-bayang gelap dan menjengkelkan menjadi budak India. Anak-anak kita hidup di bawah ancaman pendudukan bersenjata yang memaksa kepada semua dampak,” katanya. (T/P001/P2)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)