Panmunjom, Korea Utara, MINA – Kurang dari sebulan setelah pertemuan bersejarah mereka, pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan bertemu lagi di sebuah desa perbatasan, Sabtu (26/5).
Pertemuan itu terjadi di tengah harapan bahwa pembicaraan antara Pyongyang dan Washington akan dapat benar-benar terjadi.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Kamis (24/5) mengumumkan pembatalan pertemuan yang direncanakannya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, dengan alasan “kemarahan luar biasa dan permusuhan terbuka” oleh Utara.
Pertemuan Kim dan Trump semula dijadwalkan pada 12 Juni di Singapura.
Baca Juga: [BREAKING NEWS] Pria Amerika Bakar Diri Protes Genosida di Gaza
Namun Trump mengatakan, dia terbuka untuk mengadakan pembicaraan.
Sebelumnya, Kim dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in bertemu pada bulan April.
Di pertemuan kedua, mereka berbicara selama dua jam di sisi Korea Utara, Panmunjom, di zona demiliterisasi dan membahas bagaimana menerapkan deklarasi mereka setelah pertemuan 27 April, serta pembicaraan yang diusulkan antara Kim dan Trump.
“Tidak ada alasan mengapa kita harus saling bertikai – kita adalah satu bangsa,” kata Kim dalam pernyataan bersama dengan Moon setelah pertemuan itu, demikian Al Jazeera melaporkan.
Baca Juga: MUI Gelar Forum Ukhuwah Islamiyah, Minta Presiden Jokowi Ganti Kepala BPIP
Pyongyang dan Seoul juga berjanji untuk secara resmi mengakhiri keadaan perang antara keduanya, yang telah berlangsung sejak perjanjian gencatan senjata tahun 1953 yang menyebabkan penghentian permusuhan skala besar di antara mereka.
Kantor Presiden Korea Selatan mengatakan, hasil pertemuan hari Sabtu itu akan diumumkan pada Ahad (27/5). (T/RI-/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [BREAKING NEWS] Yahya Al-Sinwar Terpilih Sebagai Kepala Biro Politik Hamas