Damaskus, MINA – Para pemimpin komunitas Kristen Suriah pada Sabtu (8/3) menepis klaim bahwa orang Kristen menjadi sasaran pembunuhan massal dan kekerasan di wilayah pesisir Suriah.
Penyangkalan itu muncul sebagai tanggapan atas unggahan media sosial yang beredar luas, yang menuduh kelompok bersenjata melakukan “pembantaian” terhadap orang Kristen di Latakia dan Tartus. The New Arab melaporkan.
Tokoh-tokoh terkenal termasuk jurnalis Swedia Peter Sweden, politisi Australia George Christensen, dan komentator AS Tucker Carlson telah memperkuat tuduhan bahwa orang Kristen dibantai, gereja dibakar, dan pendeta dieksekusi.
Klaim tersebut semakin menarik perhatian daring ketika Elon Musk mengunggah ulang salah satu pernyataan, dengan bertanya: “Berapa banyak orang yang dibunuh?”
Baca Juga: Lapangan Golf Trump Diserbu Aktivis, Ada Tulisan “Gaza Tidak untuk Dijual”
Namun, para pemimpin Kristen di Suriah dengan tegas membantah laporan ini. Para Pendeta Gereja Kristen di Latakia merilis pernyataan yang membantah adanya penargetan sistematis terhadap orang Kristen.
Pernyataan tersebut mengatakan telah terjadi pertemuan antara para pemimpin gereja dan delegasi dari Departemen Keamanan Umum, di mana kekhawatiran tentang kekerasan tersebut muncul.
“Selama pertemuan ini, keprihatinan, kesan, dan penderitaan rakyat kita akhir-akhir ini disampaikan kepada para pemimpin,” kata pernyataan itu.
Pernyataan itu juga membantah klaim gereja-gereja Latakia telah membuka aula mereka untuk menampung para pengungsi, seraya menambahkan: “Situasi terkini di kota Latakia tidak memerlukan tindakan seperti itu.”
Baca Juga: Air Kolam Kedubes AS Memerah, Pemimpin Greenpeace UK Ditangkap Usai Aksi Protes Senjata ke Israel
Demikian pula Vikariat Apostolik, Komunitas Latin di Suriah mengeluarkan pernyataan pada hari Jumat yang menyatakan dukungan bagi negara Suriah dalam perjuangannya melawan para loyalis rezim Assad.
Vikariat itu mengecam kekerasan baru-baru ini dan menyerukan perdamaian, dengan mengatakan: “Bersama dengan semua umat beriman, kami berdoa untuk perdamaian yang adil dan menyeluruh di seluruh wilayah, terutama bagi Suriah yang kita cintai.”
Sementara itu, Verify Syria (Ta’akkad), sebuah platform untuk melawan misinformasi membantah beberapa klaim media sosial mengenai korban umat Kristen. Klaim tersebut termasuk laporan palsu bahwa pasukan Suriah telah mengeksekusi seorang pendeta bernama Yohanna Boutros, yang juga dibantah oleh Keuskupan Agung Ortodoks Yunani.
Sementara Verify Syria mengonfirmasi pembunuhan ayah seorang pendeta di Banias, namun menepis rumor tentang pembunuhan massal di dalam gereja Banias. []
Baca Juga: Komisioner HAM: Eksekusi Paramedis di Rafah Perburuk Hubungan Jerman-Israel
Mi’raj News Agency (MINA)