Erbil, Irak, 11 Syawal 1436/27 Juli 2015 (MINA) – Pemimpin wilayah Kurdi Irak utara Masoud Barzani telah meminta pemerintah Turki dan kelompok bersenjata PKK Kurdi kembali ke meja perundingan atas konflik lama mereka.
Dalam sebuah pernyataan tertulis pada Ahad (26/7) yang ia sebut sebagai “pikiran pribadinya”, Barzani memuji upaya pemerintah Turki dan mengkritik kebijakan PKK.
Dia pun memuji keterlibatan militer Turki dalam memerangi kelompok Islamic State (ISIS/Daesh) yang juga menjadi ancaman besar bagi pemerintahan di Irak.
“Saya telah mengirim surat kepada PKK meminta mereka bertindak untuk jangka panjang, karena perdamaian adalah proses yang panjang, dan kesuksesan membutuhkan waktu yang lama,” kata Barzani yang juga Ketua Partai Demokrasi Kurdistan di Irak, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Selama sepekan terakhir, Ankara telah melakukan operasi multi-arah terhadap kelompok yang mereka anggap “teroris”, termasuk ISIS, PKK dan beberapa organisasi sayap kiri.
Operasi itu dalam rangka menanggapi serangkaian serangan bom bunuh diri yang menewaskan 32 orang di distrik Suruc, provinsi tenggara Sanliurfa.
Sejak itu, anggota PKK juga telah menewaskan sejumlah petugas polisi di berbagai kota.
Sebagai tanggapan, Ankara mengerahkan jet tempurnya melakukan serangan udara terhadap target dalam dan luar negeri, serta penahanan besar-besaran terhadap orang yang diduga anggota PKK dan ISIS.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Pemerintah Turki telah terlibat dalam inisiatif yang disebut “proses solusi” untuk mengakhiri pertempuran selama puluhan tahun dengan organisasi bersenjata PKK, sengketa yang telah merenggut nyawa lebih dari 40.000 orang selama lebih dari 30 tahun di Turki.
Gelombang baru ketegangan antara kedua pihak dikhawatirkan menimbulkan masalah serius bagi proses perdamaian dan membahayakan gencatan senjata yang dinyatakan PKK pada 2013. (T/P001/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata