Kairo, 6 Muharram 1435/10 November 2013 (MINA) – Pengadilan Kairo telah menetapkan Sembilan Desember sebagai persidangan pemimpin partai Ikhwanul Muslimin, Partai Keadilan dan Kebebasan (FJP), atas dakwaan menyulut kekerasan di Giza beberapa bulan lalu.
Pemimpin partai PJF, Muhamad Badie dengan petinggi Ikhwanul Muslimin, Essam El-Erian serta ulama Ikhwan Safwat Hegazy dituduh menghasut pendukungnya untuk melakukan kekerasan di jalanan Giza pada Juli lalu.
Ketiga petinggi Ikhwan itu ditahan menunggu investigasi yang masih berlangsung terkait dugaan kekerasan yang pecah di alun-alun Nahda, Giza, media Mesir Ahram melaporkan.
Bentrokan terjadi antara penentang dan pendukung Presiden Mursi saat itu yang menyebabkan sembilan meninggal dunia.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Pengadilan Mesir juga menuntut mereka atas dakwaan pembunuhan, percobaan pembunuhan, kepemilikan senjata, mengganggu keamanan publik, dan meneror warga.
Setelah kudeta militer atas presiden pertama Mesir yang hafal al-Qur’an, Muhammad Mursi, demonstran aksi duduk bersama melakukan protes damai menolak kudeta di beberapa tempat sekitar Kairo, termasuk Giza. Aliansi yang mendukung Legitimasi Mesir itu terus melakukan protes rutin mereka hingga saat ini.
Keamanan Mesir juga menahan sekitar 2.000 anggota Ikhwanul Muslimin sejak saat itu. Essam El-Erian merupakan petinggi Ikhwan terakhir yang ditangkap akhir Oktober lalu.(T/P03/P02)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj News Agency (MINA)