Benghazi, 3 Rabi’ul Akhir 1436/24 Januari 2015 (MINA) – Pemimpin kelompok bersenjata Libya Ansar Al-Shariah meninggal karena luka yang dideritanya saat berperang melawan pasukan pemerintah beberapa bulan lalu, seperti dikatakan keluarga dan pejabatnya.
Mohamed Al-Zahawi yang mendirikan Brigade Ansar di Benghazi, adalah salah satu tokoh yang membantu menggulingkan Muammar Gaddafi pada 2011.
Anggota keluarga mengatakan kepada Reuters, Al-Zahawi berada di rumah sakit sejak ia terluka pada bulan September, Al Jazeera melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Amerika Serikat (AS) menyalahkan kelompok Ansar Al-Sharia atas serangan terhadap diplomatnya di Benghazi pada 2012, yang menewaskan duta besar AS dan tiga warga Amerika lainnya.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Fadhl Al-Hassi, seorang komandan militer Libya, mengatakan Zahawi meninggal dari luka-luka serius dalam serangan tahun lalu.
“Saya melihat sendiri bagaimana ia mendapat cedera di dalam mobilnya,” ujarnya.
Ada spekulasi selama berbulan-bulan atas nasib Zahawi setelah ia menghilang dari pandangan publik. Tidak ada pernyataan segera dari Ansar Al-Sharia sendiri.
Mantan jenderal Khalifa Haftar pada Mei tahun lalu bertekad menghadapi Ansar al-Sharia dan memaksanya keluar dari Benghazi.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Pasukan Haftar yang kini telah bergabung dengan pasukan tentara reguler masih bertempur melawan kelompok oposisi di daerah pelabuhan dan kabupaten lain di timur kota Benghazi.
Pertempuran merupakan bagian dari konflik yang meluas antara mantan kelompok pemberontak yang membantu menggulingkan Gaddafi dan pemerintahan resmi sekarang, bersaing untuk menguasai negeri produsen minyak utama itu.
Libya memiliki dua pemerintahan parlemen saingan, yaitu Perdana Menteri Abdullah Al-Thinni yang diakui secara internasional dan parlemen tandingan dari faksi yang disebut Libya Dawn yang menguasai ibukota Tripoli sejak Agustus 2014.
Pemerintahan Al-Thinni kini pindah ke daerah timur Tobruk sejak pejuang Libya Dawn menguasai ibukota.
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa
PBB meluncurkan putaran baru pembicaraan damai di Jenewa pekan lalu, bertujuan meredakan kekerasan di negara itu, tapi pemerintah tandingan yang bernama Kongres Nasional Umum (GNC) menarik diri dari pembicaraan pada Rabu (21/1), menyusul bentrokan baru di Benghazi. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Presiden Afsel Minta Dunia Tekan Israel Hentikan Serangan di Gaza