Tel Aviv, MINA – Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid mendesak Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu untuk mengakui Palestina sebagai sebuah negara berdaulat, melalui kondisi dan jaminan tertentu.
Yair Lapid membuat pernyataan tersebut setelah Norwegia, Irlandia, dan Spanyol mengumumkan akan mengakui Palestina sebagai negara pada 28 Mei mendatang, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Kamis (23/5).
“Netanyahu harus menyatakan, bahwa dalam kondisi tertentu dan jaminan khusus, dia bersedia menerima negara Palestina di masa depan yang ikut memerangi terorisme,” ujar Lapid, yang merupakan ketua partai Yesh Atid yang berhaluan tengah.
Namun, Lapid tidak menjelaskan secara detail terkait kondisi dan jaminan tersebut, atau sifat kerja sama dengan negara Palestina yang diusulkan.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
“Ini tidak akan terjadi dengan pemerintahan ini. Kita perlu menggantikan (pemerintahan Netanyahu) dan membentuk pemerintahan yang efektif,” kata Lapid.
Menurut laporan harian lokal Yedioth Ahronoth, Lapid juga menyalahkan Menteri Keamanan Nasional Ben-Gvir yang mencegah Netanyahu untuk mengadopsi langkah tersebut.
Lapid berpendapat, Ben-Gvir “tidak mengizinkan” Netanyahu mengumumkan kesiapannya mengakui Palestina sebagai sebuah negara, dan menggambarkan situasi saat ini sebagai “kegilaan yang kami alami.”
Sejak 2022, Israel telah diatur oleh koalisi sayap kanan pimpinan Netanyahu, yang menolak keras ide pembentukan negara Palestina.[]
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)