Moskow, MINA – Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny pada Ahad (14/10) pagi dibebaskan dari penjara karena mengatur apa yang diklaim pemerintah sebagai protes ilegal terhadap pemerintah Kremlin.
Navalny (42) menghabiskan tiga pekan di balik terali besi. Bulan lalu dia baru dibebaskan setelah menjalani hukuman 30 hari di penjara, kemudian segera ditangkap kembali.
“Selama 50 hari saya telah dipenjara, kami telah melihat lebih banyak lagi bukti bahwa rezim ini benar-benar merosot,” kata Navalny setelah pembebasannya, demikian Al Jazeera melaporkan.
“Jika ada yang berpikir bahwa dengan penangkapan … mereka dapat menakut-nakuti atau menghentikan kami, itu jelas tidak terjadi,” tambahnya.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Penangkapan awal Navalny terjadi pada akhir Agustus karena mengorganisir demonstrasi pada awal tahun.
Setelah dibebaskan, kritikus terhadap Putin itu segera ditangkap lagi, kali ini untuk protes menentang kebijakan perpanjangan usia pensiun.
Selama beberapa tahun terakhir, Navalny telah menjadi salah satu lawan paling setia Putin. Menjelang pemilihan presiden 2018, Navalny menjalankan kampanye yang berfokus pada memerangi korupsi.
Namun, Navalny dilarang ikut pemilu setelah pengadilan Rusia mengembalikan hukuman pidana masa lalunya karena tuduhan penggelapan. (T/RI-1/R01)
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu
Mi’raj News Agency (MINA)