BAN KI-MOON IN JUBA.png" alt="" width="374" height="299" border="0" />Juba, 8 Rajab 1435/7 Mei 2014 (MINA) – Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan, pemimpin oposisi bersenjata Sudan Selatan Riek Machar telah setuju menghadiri pembicaraan langsung dengan Presiden Salva Kiir guna mengakhiri perang saudara antara kelompok mereka yang sudah berlangsungselama empat bulan.
Ban yang mendarat di Juba Selasa (6/5), mengatakan kepada wartawan bahwa Machar berjanji akan hadir pada pembicaraan di ibukota Ethiopia, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Komentar Ban muncul beberapa saat setelah ia berbicara dengan pemimpin oposisi yang berada di hutan terpencil, tempat persembunyiannya melalui telepon satelit.
Kunjungan Ban, Selasa di saat pasukan oposisi dan pasukan propemerintah bertempur memperebutkan sebuah kota penghasil minyak utama negeri itu dinlai banyak pihak sebagai dorongan besar terbaru bagi terwujudnya gencatan senjata.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Kedua belah pihak dalam konflik tersebut telah dituduh melakukan pembantaian etnis yang meluas, pemerkosaan dan perekrutan ribuan tentara anak-anak.
Anna Cavell Al Jazeera melaporkan dari Juba bahwa prioritas pertama Ban selama kunjungan satu harinya adalah perlindungan warga sipil yang tinggal di basis PBB.
Sekitar 80.000 orang berlindung di pangkalan PBB di seluruh negeri, termasuk 20.000 di ibukota.
“Orang menganggap hal ini menjadi sukses besar bagi PBB karena memenuhi mandatnya untuk melindungi warga sipil,” kata Cavell.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
“Namun baru-baru ini di kota Bor, kami melihat warga sipil yang berlindung di basis PBB diserang dari luar meskipun ada kehadiran pasukan penjaga perdamaian PBB,” lapor Cavell.
Banyak warga yang begitu takut diserang jika meninggalkan perlindungan pasukan penjaga perdamaian.
Kedatangan Ban terjadi beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengunjungi negara itu dan mengatur janji pertemuan langsung antara Kiir dengan Machar, mantan wakil presiden yang memimpin pasukan oposisi.
Meskipun AS telah memperingatkan sanksi jika pertempuran berlanjut, namun pasukan pemerintah terus bergerak maju dengan serangan besar untuk merebut kembali kota dari oposisi, menguasai salah satu benteng mereka dan memaksa Machar melarikan diri ke hutan.
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa
Ban terakhir mengunjungi Sudan Selatan di tengah euforia perayaan hari kemerdekaannya dari Sudan pada Juli 2011, setelah perang melawan rezim Khartoum selama beberapa dasawarsa. (T/P09/EO2).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Presiden Afsel Minta Dunia Tekan Israel Hentikan Serangan di Gaza
Baca Juga: Uni Eropa untuk Pertama Kali Kirim Vaksin Mpox ke Kongo