Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemimpin Perlawanan Palestina Merinci Proposal Gencatan Senjata Israel

Rudi Hendrik Editor : Widi Kusnadi - 31 detik yang lalu

31 detik yang lalu

0 Views

Serangan udara Israel di Rafah, Gaza Selatan. (Gambar: Quds News Network)

Beirut, MINA – Seorang pemimpin perlawanan Palestina yang berbicara kepada Al Mayadeen, pada Senin (14/4) menguraikan poin-poin utama dari proposal Israel terbaru untuk gencatan senjata.

Di antara poin-poin tersebut mencakup penempatan kembali pasukan pendudukan Israel ke posisi yang dipegang sebelum 2 Maret, jangka waktu 45 hari untuk menghentikan operasi militer, pembukaan penyeberangan, dan masuknya bantuan kemanusiaan.

Pemimpin yang berbicara dalam status anonim itu juga mengatakan, proposal dari Israel mencantumkan poin pembebasan sembilan sandera, termasuk tentara Israel-Amerika Edan Alexander.

“Namun, proposal tersebut gagal memenuhi tuntutan inti Hamas untuk gencatan senjata permanen dan penarikan penuh Israel dari Gaza,” tambahnya.

Baca Juga: MSF: Israel Lakukan Pembersihan Etnis terhadap Semua Aspek Kehidupan di Gaza

Pemimpin tersebut lebih lanjut memperingatkan bahwa proposal Israel tampaknya dirancang untuk secara bertahap melucuti pengaruh Hamas dengan mengekstraksi sandera tanpa mengamankan konsesi yang berarti.

Ia lebih lanjut mengatakan kepada Al Mayadeen bahwa proposal Israel tersebut bertujuan untuk melucuti senjata Hamas dan memastikannya tidak kembali berkuasa di Gaza.

Rencana tersebut juga menguraikan tahap kedua negosiasi, yang akan membahas sejumlah isu utama termasuk gencatan senjata permanen, penarikan penuh Israel, pembongkaran kemampuan militer Hamas, dan tata kelola Gaza di masa mendatang.

Sebagai penutup, pemimpin tersebut mengatakan bahwa Hamas belum menanggapi usulan Israel dan saat ini sedang mempelajarinya. []

Baca Juga: Israel Hancurkan 80 Pusat Medis dan 140 Lebih Ambulans

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda