Bangui, 7 Rabi’ul Awwal 1435/9 Januari 2014 (MINA) – Presiden Republik Afrika Tengah bersiap diri untuk mengundurkan diri setelah lebih dari seribu orang tewas dalam kekerasan di negara yang dipimpinnya baru-baru ini, Al Jazeera melaporkan.
Michel Djotodia, yang menggulingkan Francois Bozize dalam kudeta Maret tahun lalu, akan bertemu dengan para pemimpin regional di Chad pada hari ini (9/1) untuk mengatasi gejolak yang melanda negara.
Wartawan Al Jazeera Barnaby Phillips di Bangui, Rabu, mengatakan presiden telah meninggalkan negara itu dan dalam perjalanan menuju pertemuan.
Ada kesepakatan bahwa Presiden Djotodia bukan bagian dari solusi untuk negara tersebut, demikian laporan Aljazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Republik Afrika Tengah telah jatuh ke dalam kekacauan di mana mayoritas Kristen di negara itu berusaha membalas dendam terhadap kelompok pejuang Muslim. Pertempuran antara kelompok agama semakin intensif dalam bulan Desember.
Para pejabat PBB mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa negara ini di ambang bencana, setengah penduduk kehilangan tempat tinggal sejak perang etnis pecah.
Kepala urusan politik PBB Jeffrey Feltman, mengatakan hari Senin lalu, sekitar 2,2 juta orang di seluruh negeri membutuhkan bantuan, lebih dari separuh populasi negeri kaya mineral itu.
Setengah rakyat di Bangui, sekitar 513.000 orang, telah diusir dari rumah mereka.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Diperkirakan pula, 100.000 orang mengungsi ke sebuah kamp darurat di bandara dekat kota.
Laporan Sekjen PBB Ban Ki-moon di akhir Desember menyebutkan 600 kematian di Bangui dalam serangan.
Pembunuhan di Bangui dan seluruh negeri terus terjadi setiap hari, dan penduduk tetap terbagi berkelompok menurut keagamaannya. (T/P09/E1).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20