Donetsk, Ukraina, 6 Sya’ban 1435/3 Juni 2014 (MINA) – Pemimpin pemberontak sekaligus Perdana Menteri Republik Rakyat Donetsk, Alexander Borodai, mendesak dunia internasional agar memperhatikan dan membantu negara yang diproklamirkannya di timur Ukraina.
Pernyataan itu disampaikan dalam konferensi pers Selasa (3/6) di sebuah gedung pemerintah yang disita oleh separatis pro-Rusia, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Dia mendesak masyarakat internasional memperhatikan masalah itu di mana penduduk Donetsk sedang menderita kekurangan makanan dan peralatan medis.
Borodai mengatakan ada orang tua dan anak-anak di kota yang sangat membutuhkan makanan dan obat-obatan.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Selain itu, Borodai juga menuding militer Ukraina telah melakukan genosida terhadap orang-orang yang menentang aturan Kiev.
Tanpa menyebut angka jumlah korban, dia mengatakan bahwa pertempuran masih terus berlanjut dan korban terus berjatuhan dari kedua belah pihak.
Sementara itu, sekelompok orang dengan memegang salib berdiri di depan gedung yang dikuasai pemberontak dan berdoa sebelum konferensi pers.
Sebelumnya pada hari itu, Menteri Dalam Negeri Ukraina Arsen Avakov mengeluarkan peringatan bahwa pasukan Ukraina melancarkan serangan aktif terhadap separatis pro-Rusia di Slaviansk, memperingatkan warga di Slaviansk, Kramatorsk dan Krasny Liman agar meninggalkan rumahnya.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Sebanyak 200 separatis menyerang pos penjaga perbatasan hari Senin di pinggiran perumahan Lugansk, sehingga terjadi pertempuran sengit.
Tidak ada pihak yang mengumumkan korban meninggal, namun para pejabat Ukraina menegaskan bahwa ada korban jiwa dan luka-luka dari kedua belah pihak.
Ketegangan tetap tinggi di timur Ukraina, di mana separatis pro-Moskow bentrok dengan pasukan pemerintah.
Presideng Ukraina yang baru terpilih, Petro Poroshenko berjanji untuk menjamin perdamaian dan stabilitas dengan mempertahankan kontrol di wilayah timur. (T/P09/EO2)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas
Mi’raj islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hotel Italia Larang Warga Israel Menginap Imbas Genosida di Gaza