
Masjid di Malmo, Swedia. (Foto: dok. Tablet Magazine)
Stockholm, MINA – Seorang pemimpin Yahudi di Swedia membela hak komunitas Muslim untuk menyerukan azan sebagai panggilan melaksanakan shalat.
Pembelaan itu muncul setelah politisi sayap kanan Swedia dilaporkan melarang azan di negara itu, demikian Al Araby Al Jadeed melaporkan.
Ketua kelompok Komunitas Yahudi Stockholm, Aron Verstandig, mengatakan bahwa mencegah masjid melakukan azan shalat “akan merusak integrasi di negara itu”, situs Swedia The Local melaporkan.
Verstandig membandingkan bagaimana orang Yahudi diperlakukan di Swedia pada abad ke-18. “Di mana ada histeria imigran Yahudi membawa ketidakstabilan terhadap negara karena kebiasaan asing mereka,” katanya.
Baca Juga: Petinggi Saudi dan Prancis Diskusikan Konferensi Perdamaian Palestina
“Argumen semacam ini telah terjadi sepanjang sejarah. Di Swedia kami selalu mengalaminya. Orang datang ke sini, lalu ada tuntutan besar yang ditempatkan pada mereka untuk menyesuaikan diri, dan itu bukan sesuatu yang membantu integrasi,” katanya.
Menurut The Local, pemimpin Partai Demokrat Kristen telah menginstruksikan politisi lokal untuk memberikan suara menentang perizinan azan untuk shalat.
Kontroversi dipicu oleh permintaan izin azan dari sebuah masjid di kota Vaxjo di Swedia selatan. Permintaan itu hanya untuk pelaksanaan Shalat Jumat saja, tidak setiap hari. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Korban Tambahan Ledakan di Iran: Empat Orang Tewas
Mi’raj News Agency (MINA)