New York, MINA – Ketua Dewan Transisi Selatan Yaman, sebuah kelompok yang memayungi milisi bersenjata lengkap dan memiliki dana yang cukup, mengatakan, akan memprioritaskan pembentukan negara terpisah dalam negosiasi dengan saingan mereka, pemberontak Houthi.
Komentar Aidarous al-Zubaidi di dalam sebuah wawancara, muncul beberapa hari setelah berakhirnya perundingan penting di Riyadh antara pemberontak Houthi dan Arab Saudi, yang memimpin koalisi melawan mereka dalam perang saudara di negara tersebut.
Pernyataan tersebut menandakan bahwa Dewan Transisi Selatan Yaman mungkin tidak akan setuju untuk mencari solusi tanpa membahas pembentukan negara terpisah. The New Arab melaporkan.
Al-Zubaidi memiliki peran ganda dalam politik Yaman. Dia adalah wakil presiden negara tersebut tetapi juga pemimpin kelompok separatis yang telah bergabung dengan pemerintah koalisi yang diakui secara internasional dan berpusat di kota Aden di selatan.
Baca Juga: Yordania Kecam Upaya Israel Duduki Wilayah Suriah
Kunjungannya ke pertemuan para pemimpin tingkat tinggi Majelis Umum PBB bertujuan memperkuat seruan separatisme di wilayah selatan, yang tidak lagi menjadi fokus diskusi yang bertujuan mengakhiri perang yang lebih luas.
Awal tahun ini, kepala pemerintahan yang diakui secara internasional mengabaikan masalah ini.
Al-Zubaidi mencatat bahwa perundingan di Riyadh masih bersifat pendahuluan dan mengatakan, dewan transisinya berencana untuk berpartisipasi pada tahap selanjutnya.
“Kami meminta kembalinya negara bagian selatan, dengan kedaulatan penuh, dan ini akan terjadi melalui perundingan awal dengan Houthi dan perundingan ini pasti akan memakan waktu lama,” kata al-Zubaidi di suite hotelnya di Kompleks PBB. “Ini adalah tujuan strategi kami dalam negosiasi dengan Houthi.”
Baca Juga: Bayi Yesus dengan Keffiyeh, Adegan Kelahiran Bersejarah di Vatikan
Al-Zubaidi mengatakan, dia menyambut baik upaya Arab Saudi untuk melakukan mediasi. Baik Arab Saudi maupun Uni Emirat Arab telah menjadi sekutu kuat dalam konflik yang telah berlangsung lama di Yaman. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Penjajah Israel Nyatakan Suriah sebagai Front Pertempuran Keempat