Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PEMIMPIN HOUTHI: AS DAN ISRAEL DI BALIK PERANG SAUDI DI YAMAN

Rudi Hendrik - Selasa, 21 April 2015 - 18:56 WIB

Selasa, 21 April 2015 - 18:56 WIB

874 Views

Pemimpin kelompok Houthi, Abdul-Malik Al-Houthi. (Foto: dok. Tasnim News Agency)
Pemimpin kelompok <a href=

Houthi, Abdul-Malik Al-Houthi. (Foto: dok. Tasnim News Agency)" width="300" height="210" /> Pemimpin kelompok Houthi, Abdul-Malik Al-Houthi. (Foto: dok. Tasnim News Agency)

Saada, Yaman, 2 Rajab 1436/21 April 2015 (MINA) – Pemimpin gerakan Houthi di Yaman menuding Amerika Serikat (AS) dan Israel mendukung Arab Saudi dalam serangan militer terhadap rakyat Yaman.

Sementara itu, serangan udara pimpinan Arab Saudi di Yaman telah memasuki pekan keempat.

Pemimpin Houthi Abdul-Malik Al-Houthi mengatakan pada Ahad (19/4) di kota Saada, Yaman, AS adalah insinyur perang Yaman, Tasnim News Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.

Dia mengatakan, anak-anak Yaman dibunuh oleh bom dan rudal AS yang dijatuhkan koalisi Arab Saudi. Pemimpin Houthi itu juga menambahkan, Israel juga senang dengan serangan di Yaman dan menganggap agresi itu melayani kepentingannya.

Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan

Arab Saudi yang memimpin koalisi, termasuk di dalamnya pasukan militer Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), Kuwait, Mesir, Sudan, Bahrain, Maroko, Yordania, dan Mesir, telah menewaskan ratusan warga sipil di Yaman sejauh ini.

Pada Senin (20/4), setidaknya 46 orang tewas di Sanaa, ibukota Yaman, setelah serangan udara Arab Saudi menargetkan basis senjata yang diduga milik kelompok pejuang Houthi.

Pejabat kesehatan mengatakan kepada Al-Jazeera, lebih 300 orang terluka ketika pesawat tempur menyerang sebuah pangkalan rudal Scud di Faj Attan, sebuah distrik di Sanaa barat, memicu serangkaian ledakan. (T/P001/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah

Rekomendasi untuk Anda