Kashmir, 14 Ramadhan 1434/22 Juli 2013 (MINA) – Pemogokan umum di Kashmir India berlanjut untuk hari ketiga berturut-turut, akibat pembunuhan baru-baru ini terhadap demonstran oleh pasukan India.
Semua bisnis dan toko-toko ditutup di wilayah mayoritas Muslim tersebut dan jam malam diberlakukan oleh pasukan keamanan pada Ahad (21/7), Press TV melaporkan yang dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Pemogokan umum yang dimulai pada Jumat (19/7) diseru oleh kelompok agama dan pemimpin pro-kemerdekaan.
Laporan media mengatakan bahwa hampir semua lembaga dan bisnis tetap ditutup, dan lalu lintas meninggalkan jalan-jalan Srinagar dan beberapa kota besar lainnya di Lembah Kashmir. Laporan lebih lanjut menunjukkan bahwa semua sekolah dan kantor pemerintah tetap ditutup di lembah yang disengketakan itu.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Perkembangan terjadi setelah pasukan India menembaki pengunjuk rasa di daerah pada hari Kamis, menewaskan sedikitnya tujuh orang dan melukai puluhan.
Warga Kashmir berdemonstrasi menentang apa yang mereka gambarkan sebagai penodaan Al-Quran yang dilakukan oleh pasukan India.
Beberapa kelompok pejuang yang menentang kekuasaan New Delhi atas wilayah yang berpenduduk mayoritas Muslim itu telah menyerukan pemogokan. Pemimpin pejuang mengatakan pemerintah India harus menangkap pasukan keamanan yang bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia di Kashmir.
Pihak berwenang telah mengerahkan polisi dan pasukan paramiliter besar di sebagian besar ibukota Srinagar untuk mencegah demonstrasi jalanan terbaru.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Pasukan pemerintah telah merespon dengan memberlakukan jam malam dan pembatasan pergerakan orang.
Kashmir terletak di jantung lebih dari 60 tahun permusuhan antara India dan Pakistan. Kedua tetangga mengklaim wilayah tersebut secara penuh, tetapi memiliki sebagian kontrol atas hal itu.
Kedua tetangga menyetujui gencatan senjata pada tahun 2003 dan meluncurkan proses perdamaian pada tahun berikutnya. Sejak itu, telah terjadi bentrokan sporadis, kedua belah pihak saling menuduh yang lain melanggar gencatan senjata. (T/P09/R2).
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB akan Luncurkan Proyek Alternatif Pengganti Opium untuk Petani Afghanistan