Jakarta, MINA – Beberapa waktu ke depan, Pemprov DKI Jakarta akan merilis aplikasi layanan kesehatan berbasis digital seperti Gojek. Ia menyatakan ada beberapa penyakit yang kadang membuat masyarakat malu untuk mengkonsultasikannya.
Co Founder Aplikasi Jakarta Sehat (AJS), Budi Setyanto menyatakan di Jakarta banyak cerita masyarakat yang malu mengkonsultasikan penyakit yang diidapnya.
“Ya kayak TBC salah satunya, nah ke depan masyarakat juga bisa mengkonsultasikan kesehatannya ke dokter terkait melalui Aplikasi Jakarta Sehat yang akan diresmikan Pemprov DKI dalam waktu dekat,” ujar Budi dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (2/6).
Menurut informasi yang dihimpun, angka penderita Tuberkulosis (TBC) di DKI Jakarta tergolong tinggi, yakni sebanyak 37 ribu kasus tahun 2017. Namun banyak warga Jakarta yang enggan melaporkan dirinya ataupun keluarganya terjangkit TBC kepada pihak pemerintah.
Baca Juga: Jelang Nataru, Pertamina Pastikan Stok BBM dan LPG Aman
Salah satu warga Jakarta di bilangan Jakarta Timur, Aminuddin mengatakan ada keluarganya mengidap TBC, namun ia malu untuk melapor dan belum mendapatkan penanganan kesehatan selayaknya.
“Sudah lama salah satu anggota keluarga saya itu batuk-batuk. Namun dia malu berobat ke Puskesmas. Untung ada tetangga saya, dokter, yang mau periksa. Ternyata dia sakit TBC,” kata Aminuddin kepada media.
Aktivis TBC, Fitri, mengatakan sebagian orang kampung memilih menderita sakit TBC daripada berobat ke dokter.
“Nanti setelah mereka muntah darah sampai sebaskom, mereka baru cari saya untuk minta pertolongan,” tuturnya.
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Data WHO menunjukkan bahwa TBC membunuh 1,5 juta manusia di tahun 2014. Bukti ini menjadikan TBC juga sebagai penyebab kematian yg lebih banyak daripada HIV/AIDS (1,2 juta kematian). Penemuan ini tak mengagetkan sebab lebih banyak dana yg disalurkan buat pengobatan HIV/AIDS daripada buat TBC di dekade terakhir ini. (T/R06/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jusuf Kalla Kembali Terpilih Jadi Ketum PMI