Surabaya, 10 Dzulqa’dah 1436/25 Agustus 2015 (MINA) – Provinsi Jawa Timur (Jatim) sangat serius memerangi kemaksiatan di wilayahnya. Hal ini terlihat dari aksi nyata Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim untuk menutup tempat-tempat prostitusi, khususnya 47 titik lokalisasi yang tersebar di seluruh Jatim.
Gubernur Jatim, Soekarwo mengatakan, Pemprov Jatim telah menutup 47 lokalisasi prostitusi yang tersebar di seluruh Jatim, kecuali satu lokalisasi yang masih ada di Mojokerto, Jatim.
“Total jumlah wanita tuna susila yang ada di 47 titik lokasi prositusi itu berjumlah 7.217 orang. kita punya datanya, nama dan alamatnya,” ujar gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo itu, sebagaimana dilaporan situs DMI diberitakan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa.
“Saat ini, hanya tinggal 83 orang yang masih beroperasi di lokalilasi prostitusi di Mojokerto, Jatim,” kata Soekarwo dalam acara pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) IX Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jatim, Selasa (25/8).
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Menurutnya, penutupan 47 lokalisasi prostitusi itu merupakan hasil konkrit (nyata) dari kerjasama erat antara Pemprov Jatim dengan Dewan Pimpinan MUI Wilayah Jatim. Pemprov.
Jatim juga mengumpulkan seluruh ulama di Jatim untuk bersama-sama memberantas tindakan prostitusi dan kemaksiatan lainnya.
“Bekerjasama dengan MUI Jatim, kami turunkan para da’i dan ulama untuk berdakwah di lokasi-lokasi prostitusi yang ada di Jatim. Bahkan ada kelompoknya, namanya IDEAL, Ikatan Da’i Lokalisasi (IDEAL) yang aktif berdakwah,” paparnya yang segera disambut tawa hadirin.
Soekarwo pun sangat yakin dengan janji Allah bahwa pertolongan-Nya akan datang jika maksiat dihilangkan.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
“Mudah-mudahan dengan penutupan lokalisasi ini, pertolongan dan ridho Allah akan segera datang untuk menyelesaikan berbagai kesulitan bangsa ini,” ujarnya.
Menurutnya, Pemprov. Jatim pun terus-menerus memberikan pendidikan dan pelatihan kerja (diklat) dan keterampilan bagi para eks-wts itu. “Ini adalah bentuk Islam wasathiyyah yang paling nyata,” pungkasnya.
Munas IX MUI ini mengambil tema Islam Wasathiyah Untuk Dunia Yang Berkeadilan dan Berkemajuan dan diselenggarakan di Hotel Garden Palace, Surabaya, sejak tanggal 24 sampai 27.
MUNAS MUI Ke IX dibuka oleh Presiden RI, Joko Widodo dan rencananya akan ditutup oleh Wakil Presiden RI, Muhammad Jusuf Kalla. Sedangkan kelompok paduan suara dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel telah menyumbangkan sejumlah lagu-lagu Islami dan nasional.
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
Dalam acara pembukaan, hadir ketua umum MUI, Siradjuddin Syamsuddin, Wakil Ketua MUI, KH. Ma’ruf Amin. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman, dan Gubernur Provinsi Jatim. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Said Aqil Siradj, MA, juga hadir bersama-sama Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, dan Wakil Gubernur Provinsi Jatim, Saifullah Yusuf.
Hadir pula Duta Besar (Dubes) Kerajaan Saudi Arabia untuk RI, H.E. Mustafa Ibrahim Al Mubarak, Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin, dan Menteri Sekretaris Kabinet, Pramono Anung Wibowo.
Adapun Dewan Masjid Indonesia (DMI) diwakili oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pimpinan Pusat (PP) DMI, Drs. H. Imam Addaruqutni, MA. (T/P002/p4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain