Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemred MINA : Kode Etik Jurnalistik Adalah Mahkota Bagi Wartawan

Ali Farkhan Tsani - Ahad, 25 Februari 2018 - 06:53 WIB

Ahad, 25 Februari 2018 - 06:53 WIB

109 Views

(Dok AFTA/MINA)

(Dok AFTA/MINA)

Bogor, MINA – Pemimpin Redaksi Kantor Berita Mi’raj News Agency (MINA), Ismet Rauf, mengatakan, wartawan profesional harus konsisten menaati Kode Etik Jurnalistik (KEJ).

Ia menyatakan hal ini pada  pembekalan untuk Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Biro MINA-STAI di Kampus Kompleks Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (24/2/2018).

Menurutnya, kode etik merupakan mahkotanya wartawan, karena itu harus difahami dan ditaati  dalam tugas pemberitaan, di mana tidak hanya kepentingan wartawan / pers saja yang dijamin, tapi juga menjaga kepentingan fihak lain seperti para fihak yang diberitakan dan kepentingan masyarakat umumnya agar tak jadi korban kesewenang-wenangan pers.

“Prinsip-prinsip dalam KEJ seperti cover both sides (tak boleh berita sefihak), bersikap adil, tidak boleh fitnah, tabayyun atau check and recheck, adalah sejalan dengan nilai-nilai Islami,” ujar Ismet,  di hadapan sekitar 30 peserta pembekalan Biro MINA-STAI Al-Fatah. Ini adalah sesi pertama dari kerjasama MINA dan STAI yang ditandatangani paginya.

Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa

Ismet yang lama menjadi Ketua Dewan Kehormatan Wartawan DKI Jakarta pengawas pelaksanaan KEJ,  menegaskan, yang dianggap sebagai wartawan dan mendapat perlindungan hukum sebagai wartawan, hanyalah wartawan yang dalam pekerjaannya menjalankan Kode Etik Jurnalistik.

Lebih lanjut ia memaparkan, profesi wartawan bukanlah pekerjaan mudah, penuh tantangan, tidak kenal waktu, profesi yang menuntut integritas dan komitmen pada tugas, sehingga harus punya mental dan fisik yang tangguh. “Tapi inilah menariknya jadi wartawan, wartawan itu memang tugas untuk manusia pilihan,”.imbuh Ismet yang selama 35 tahun lebih sejak 1967 menjadi wartawan Kantor Berita Antara.

“Mental yang mutlak pula dimiliki wartawan itu adalah harus terbiasa bersikapr komprehensif, makanya harus selalu banyak membaca, menambah pengetahuan dan wawasan, tidak memandang persoalan hanya dari satu sisi, tapi dari berbagai aspek, termasuk kepada tokoh atau permasalahan yang secara pribadi mungkin tidak disukainya,”  katanya.

Secara khusus terlebih bagi mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, ia mengatakan, bahwa wartawan Muslim adalah juga pembawa risalah dakwah.

Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka

Ismet Rauf menekankan, agar  mahasiswa sejak dini  aktif dalam jurnalistik, seperti menulis berita, artikel, wawancara, dan kini media digital. (L/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Guru Tak Tergantikan oleh Teknologi, Mendikdasmen Abdul Mu’ti Tekankan Peningkatan Kompetensi dan Nilai Budaya

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Breaking News