Oleh Hayatdin, pembina komunitas pemuda dan remaja masjid di Bogor, Jawa Barat
Pemuda merupakan bagian yang tidak tergantikan dalam perjalanan sejarah umat manusia. Dalam setiap peradaban, mereka menjadi motor penggerak perubahan, kekuatan pendorong inovasi, dan agen transformasi sosial.
Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, pernah menyatakan, “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Ungkapan ini tidak hanya menjadi pemantik semangat tetapi juga menggambarkan potensi luar biasa yang melekat pada pemuda. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa pemuda adalah harapan masa depan yang akan menentukan arah dunia.
Namun, perjalanan menjadi pemuda yang unggul tidaklah mudah. Tantangan zaman yang terus berkembang mengharuskan generasi muda untuk tidak hanya adaptif tetapi juga visioner. Dunia kini menuntut pemuda untuk memiliki karakteristik yang kuat, berpikir kritis, dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai moral dan spiritual.
Baca Juga: Ibadah Haji dan Kesatuan Umat Islam
Dalam literatur Islam, pemuda digambarkan sebagai tonggak peradaban. Yusuf Qardhawi, seorang cendekiawan Muslim, mengidentifikasi tiga karakteristik utama generasi idaman berdasarkan Al-Qur’an:
-
Generasi Realistis
Generasi yang selalu berdiri di atas data dan fakta, bukan pada ilusi atau khayalan. Mereka mampu melihat persoalan secara objektif dan solutif. -
Generasi Berkarya dan Membangun
Pemuda yang tidak hanya mengenang kejayaan masa lalu, tetapi juga bekerja keras untuk menciptakan perubahan di masa kini dan masa depan. -
Generasi Taat dan Ikhlas
Mereka yang senantiasa mengarahkan hidup kepada Allah, berpegang teguh pada prinsip agama, dan tulus dalam setiap perbuatan.Baca Juga: Label Halal Kok Haram?
Rasulullah SAW juga memberikan perhatian khusus kepada pemuda dalam banyak hadits. Salah satunya menggambarkan tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat. Di antaranya, terdapat pemuda yang tumbuh dalam ibadah, pemuda yang hatinya selalu terikat pada masjid, dan mereka yang mampu menjaga diri dari maksiat.
Pemuda dan Tantangan Modernitas
Di era modern, pemuda menghadapi tantangan yang kompleks. Globalisasi dan digitalisasi, meskipun membuka peluang, juga membawa ancaman berupa disrupsi nilai-nilai tradisional. Konten negatif di media sosial, pergaulan bebas, dan hedonisme menjadi jebakan yang dapat menjerumuskan generasi muda.
Bagaimana seorang pemuda dapat bertahan dan bahkan unggul dalam kondisi ini? Jawabannya terletak pada pendidikan karakter, penanaman nilai-nilai spiritual, dan pembentukan lingkungan yang kondusif. Keluarga, masyarakat, dan institusi pendidikan memiliki peran strategis dalam membentuk pemuda yang tangguh dan berintegritas.
Rasulullah SAW memberikan pedoman yang jelas kepada para pemuda melalui hadits-haditsnya. Salah satunya adalah nasihat kepada Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu:
Baca Juga: Al-Aqsa Tercemar, Luka di Tanah Suci
اِحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ.
“Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjaga kamu. Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah. Jika kamu meminta pertolongan, mintalah kepada Allah.” (HR. At-Tirmidzi).
Hadis tersebut mengajarkan kepada pemuda untuk selalu berpegang pada tauhid, menjaga hubungan dengan Allah, dan tidak bergantung kepada makhluk. Tauhid yang kuat akan melahirkan ketenangan hati, optimisme, dan keberanian menghadapi tantangan.
Langkah-Langkah Strategis bagi Pemuda
Memperkuat Iman dan Taqwa
Iman yang kokoh menjadi pondasi bagi setiap pemuda untuk menjalani hidup. Ibadah yang terjaga, seperti shalat, zikir, dan doa, akan membangun karakter yang tangguh dan penuh harapan.
Baca Juga: 5 Hikmah Hidup Berjama’ah dalam Al-Qur’an dan Hadis
Mengembangkan Potensi Diri
Pemuda perlu menyadari potensi besar yang mereka miliki. Pendidikan, keterampilan, dan pengalaman adalah kunci untuk membuka pintu kesuksesan.
Peduli pada Sesama
Pemuda tidak boleh kehilangan empati. Kepedulian terhadap sesama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, maupun umat, menjadi bagian penting dalam membangun peradaban yang lebih baik.
Berpegang pada Prinsip Akhlak Mulia
Pemuda harus menjaga akhlak dalam pergaulan dan pekerjaan. Akhlak mulia adalah modal utama untuk meraih keberkahan hidup.
Ketika pemuda memiliki tauhid yang kokoh, mereka akan mampu menghadapi segala ujian dan cobaan. Keyakinan bahwa Allah adalah sebaik-baik penolong akan melahirkan sikap optimis dalam menjalani hidup.
Baca Juga: Al-Jama’ah, Kunci Kesuksesan Dunia dan Akhirat
Rasulullah SAW bersabda, “Gunakanlah lima perkara sebelum lima perkara: masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa miskinmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al-Hakim).
Hadis ini menjadi pengingat bahwa masa muda adalah kesempatan emas untuk beramal dan mempersiapkan bekal menuju akhirat. Pemuda adalah harapan, dan harapan itu harus diwujudkan dengan kerja keras, doa, dan keikhlasan.
Wahai pemuda, dunia menanti kontribusi besar dari kalian. Jangan takut melangkah, karena masa depan adalah milik mereka yang berani bermimpi dan berusaha. Jadilah pemuda yang tidak hanya bercita-cita untuk sukses, tetapi juga memberikan manfaat bagi umat dan dunia.
Ingatlah, perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Tetaplah teguh pada nilai-nilai agama, terus belajar, dan jadilah inspirasi bagi generasi berikutnya. Karena di tangan pemuda-lah, masa depan peradaban ini akan ditentukan. []
Baca Juga: Kebersamaan dalam Jama’ah, Kekuatan yang Terlupakan
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Amerika-Israel, Dua Serigala Berbulu Domba di Panggung Dunia