Bogor, 1 Sya’ban 1437/ 8 Mei 2016 (MINA) – Dai pembela Masjid Al-Aqsha, Ali Farkhan Tsani menyatakan, peran pemuda dalam membela Al-Aqsha sangat penting, karena pemuda merupakan garda terdepan generasi penerus yang harus dituntut sedini mungkin untuk tahu makna penting Al-Aqsha bagi umat Islam.
“Peran pemuda melalui media Islam merupakan salah satu jalan khusus dalam membela Al-Aqsha. Ini juga peluang cukup besar bagi pemuda, didukung media sosial, penerbitan, pengelolaan website, peluang bisnis online, yang sasaran akhirnya adalah dalam memperjuangan kembalinya Al-Aqsha ke pangkuan Muslimin,” kata Ali, yang juga Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency), pada kajian bulanan Ta’lim dan diskusi interaktif untuk pemuda dan pemudi Jamaa’ah Muslimin (Hizbullah) di Masjid At-Taqwa Kompleks Pesantren Al-Fatah, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Ahad malam (8/5).
Menurut aktivis kepalestinaan Aqsa Working Group (AWG) yang pernah mengikuti pendidikan seputar Al-Quds di Mu’assasah Al-Quds Ad-Dauly Shanaa, Yaman itu, media massa menjadi target utama dalam menjawab opini publik.
“Sebagai pemuda Muslim, merupakan momentum penting untuk berperan aktif dalam perjuangan melalui media massa,” imbuhnya.
Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga
“Berjihad membebaskan Masjid Al-Aqsha kiblat pertama umat Islam, merupakan amal mulia yang bernilai pahala bagi kejayaan Islam dan Muslimin. Ini dapat diperankan secara maksimal oleh pemuda beriman yang konsisten dan teguh pendirian, seperti digambarkan dalam Surat Al-Kahfi,” tambahnya.
Ali Farkhan yang juga aktif sebagai dai Pondok Pesantren Al-Fatah Bogor menambahkan bahwa terlebih mencermati kondisi Masjid Al-Aqsha dan kaum muslimin di Palestina yang hingga saat ini masih dalam penjajahan Zionis Israel. Jelas wajib bagi kaum muslimin terjajah maupun Muslimin lainnya untuk membela dan mempertahankan diri dengan jiwa dan harta mereka, sampai memperoleh kebebasan hakiki, terlepas dari penzaliman.
“Penjajahan sangat ditentang dalam ajaran Islam. Karena itu, setiap negeri Muslim yang terjajah, khususnya Palestina di mana terdapat Masjid Al-Aqsha, wajib melepaskan dirinya dari penjajahan, dan dikembalikan ke pangkuan kaum Muslimin,” ujarnya.
Selanjutnya, kewajiban membebaskan Masjid Al-Aqsha dan Palestina itu bukan hanya kewajiban bagi warga Muslimin Palestina saja. Tetapi kewajiban seluruh umat Islam, sebagai satu kesatuan Muslimin, kal jasadil wahid, kal bunyaan yasyudduhum ba’duhum ba’d, innamal mu’minuuna ikhwatun.
Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas
“Salah satunya dengan berperan di media, banyak menulis, dan membaca, untuk kehormatan Islam dan Muslimin,” tutupnya.
Di antara media Islam yang konsisten dan terus-menerus menyuarakan perjuangan pembebasan Al-Aqsha dan kemerdekaan Palestina adalah Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency). Kantor Berita Islam yang terbit dalam tiga bahasa (Inggris, Arab dan Indonesia) secara online 24 jam tiap hari, dengan beberapa koresponden di Palestina, Timur Tengah, Asia dan Indonesia.
“Para awak media MINA pun rata-rata golongan pemuda,” ujarnya. Ali Farkhan Tsani menambahkan, agar pemuda di samping ada yang aktif sebagai kru media, juga dapat berperan menyebarluaskan, share, di media sosial, membuat kajian-kajian diskusi, serta menerbitkan buku atau media tentang Al-Aqsha.
Tiap pemuda juga dapat membuat website atau paling tidak blog berisi konten-konten perjuangan, agar informasi dunia Islam semakin luas.
Baca Juga: Tiba di Inggris, Presiden Prabowo Hadiri Undangan Raja Charles III
“Ada kelompok pemuda yang akan mendapatkan perlindungan dari Allah kelak di Hari Akhir, yakni pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah. Salah satu ibadah iu adalah menulis melalui media,” katanya.
Konferensi Media Islam
Ali Farkhan Tsani juga mengatakan, pemuda dapat aktif bereran untuk ikut serta mensukseskan Konferensi Internasional Media Islam (International Conference of Islamic Media – ICIM), yang akan diselenggarakan di Wisma Adhyana jakarta, pada Rabu-Kamis, 25-26 Mei mendatang.
Konferensi bertema “Menyatukan Langkah Perjuangan Media Islam untuk Pembelaan Kaum Muslimin serta Kemerdekaan Palestina dan Pembebasan Masjidil Aqsha” dilatarbelakangi oleh pentingnya memberikan dukungan lebih lanjut terhadap perjuangan Palestina melalui peran media.
Baca Juga: Syubban Jambi Kibarkan Bendera Palestina di Puncak Gunung Dempo
Panitia konferensi menjadwalkan beberapa pembicara internasional, di antaranya Imaam Shamsi Ali (Amerika Serikat), Prof. Dr. Chalidin Yacob (Australia), Dr. Daud Abdullah (Inggris), Syaikh Ahmad Shoyyan (Arab Saudi), Ismail May (Taiwan), Yavuz Baydar (Turki), dan Pemred kantor berita Palestina WAFA.
Di samping beberapa pembicara dalam negeri dari unsur pejabat pemerintah, ulama, tokoh masyarakat dan aktivis kepalestinaan.
Peserta undangan terdiri dari unur pimpinan redaksi kantor berita di negara-negara Islam, Duta Besar negara-negara di Jakarta, pakar dan praktisi media massa, organisasi-organisasi wartawan Muslim, pimpinan perguruan tinggi Islam, LSM dan Ormas yang konsen dalam pembelaan Palestina dan kaum Muslimin, serta dosen, mahasiswa dan tokoh masyarakat.
Panitia Konferensi menjalankan tugas sehari-hari di Kantor Redaksi MINA di Gedung MER-C lantai 1 Jalan Kramat Lontar J-157 Senen, Jakarta Pusat, Telp.: 021-3152322. (L/P007/P4)
Baca Juga: Ulama Palestina: Ujian Pertama untuk Bebaskan Al-Aqsa adalah Shubuh Berjamaah
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)