Cileungsi-Bogor, 19 Dzulhijjah 1436/5 Oktober 2015 (MINA) – Sesepuh Jamaah Muslimin (Hizbullah), Ridwan Sjah menghimbau pemuda Islam untuk mewaspadai ideologi komunis yang sedang berkembang lagi di Indonesia.
“Kalian adalah generasi penerus umat ini, jangan sampai terbawa oleh ideologi berbahaya seperti ini. Kalau bukan kalian sebagai pemuda yang melanjutkan perjuangan ini, siapa lagi?,” kata Ridwan Sjah yang juga sebagai saksi mata dari G-30S-Gestapu/PKI 50 tahun lalu itu.
Hal itu disampaikan Ridwan saat Ta’lim Bulanan Syubban dan Fatayat Jamaah Muslimin (Hizbullah) bertemakan ‘Sejarah Singkat PKI, Bagaimana Peran dan Sikap Jamaah Muslimin (Hizbullah) dalam Menghadapi Peristiwa G-30S-Gestapu/PKI’, di Masjid At-Taqwa Cileungsi, Ahad (4/10) malam.
Pada kesempatan itu, Ridwan memaparkan peristiwa-peristiwa berdarah PKI (Partai Komunis Indonesia) yang berideologi komunis dan atheis (anti Tihan), sejak berdiri di Indonesia. “Pada tahun 1926, PKI melakukan pemberontakan dengan melakukan berbagai aksi kejahatan. Namun saat itu, pemerintah Hindia-Belanda mampu meredamnya,” ujarnya.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Lebih lanjut, Ridwan mengatakan bahwa kekejaman PKI tidak hanya berhenti pada saat itu. “Pada tahun 1948, PKI pimpian Muso bersama Amir Syarifuddin Harahap, dibantu beberapa kalangan ABRI kembali memberontak di Madiun,” katanya.
Pemberontakan itu dapat dikalahkan pemerintah pimpinan Kabinet Hatta, tapi PKI tak dibubarkan, sehingga PKI dapat menggalang kekuatan kembali, puncaknya tahun 1965 kembali melancarkan pemberontakan. Kali ini diambil tindakan tegas terhadap PKI. Jendral Soeharto selaku penguasa yang dapat kuasa melalui Surat Perintah 11 Maret 1966, membubarkan PKI dan antek-anteknya.
Menanggapi isu ketidakberdayaan umat Islam menghadapi propaganda PKI ketika itu, Ridwan mengatakan bahwa umat Islam tidak diam. “Pada tahun 1957, tokoh-tokoh umat Islam bertemu di Palembang untuk membahas isu seputar bahaya PKI. Salah satu point penting dari pertemuan itu adalah melarang umat Islam dipimpin oleh orang komunis,” ungkapnya.
Pertemuan itu dilandasi atas bangkitnya PKI yang anti Tuhan secara mengejutkan sehingga keluar sebagai pemenang ke empat dalam pemilu 1955, dan PKI terus melakukan berbagai usaha untuk mengalahkan musuh-musuhnya yang anti komunis, terutama kalangan Islam dan TNI-Angkatann Darat.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
“Banyak tokoh-tokoh Islam yang ditangkap karena ulah PKI. Banyak pesantren, kiyai dan pemuda Islam menjadi korban kebiadaban PKI Pembubaran partai Islam Masyumi, partai Islam terbesar yang “dua besar hasil pemilu 1955”, tentu masih sangat segar di ingatan kita, tak lepas dari intrik-intrik PKI yang juga berhasil mempengaruhi Presiden Soekarno untuk membubarkan partai Islam terbesar itu.
“Tapi ingat, Masyumi ketika itu berstatus sebagai partai Islam terbesar di Indonesia. Namun, atas campur tangan PKI, pada tahun 1960, partai Islam ini resmi dibubarkan Presiden Soekarno,” pungkasnya.
Kekuatan-kekuatan anti komunis dalam berbagai bidang makin berkurang, dan pada 1965 PKI melancarkan pemberontakan untuk membuat Indonesia sebagai negara komunis yang anti Tuhan. Pemberontakan ini dapat digagalkan. (L/P011/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain