Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemukim Israel Mencuri Buah Zaitun di Nablus

Zaenal Muttaqin - Senin, 12 Oktober 2020 - 22:32 WIB

Senin, 12 Oktober 2020 - 22:32 WIB

5 Views

Nablus, MINA – Para pemukim ilegal Israel pada Senin (12/10) kembali melakukan aksi pencurian buah zaitun dan serangan terhadap petani Palestina, sepekan setelah dimulainya musim panen zaitun yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian.

Peneliti hak asasi manusia Mounir Qadus mengatakan kepada Ma’an News yang dikutip MINA, serangan para pemukim terus berlanjut, termasuk menyalakan api dan mencegah petani mencapai ladang mereka sejak awal musim ini.

Saat ini musim panen zaitun lebih kecil dibandingkan tahun lalu, sehingga minyak zaitun lebih bernilai. Sehingga minyak zaitun sangat berharga bagi semua petani Palestina yang telah lama menunggu selama bulan-bulan dalam setahun ini.

Oleh karena itu, dia berusaha dengan segala cara untuk mencapai tanahnya meskipun risiko besar yang mungkin dia hadapi oleh para pemukim.

Baca Juga: Kaki Tentara Israel Ini Diamputasi Usai Disergap Hamas

Qadus menambahkan, dia dapat memotret dan mendokumentasikan pencurian buah zaitun hari ini, Senin (12/10) oleh sejumlah pemukim ekstremis di daerah Al-Kasarat dekat pos pemeriksaan Hawara, selatan Nablus, yang merupakan tanah milik warga Palestina Yahya Al-Kurdi.

Dia merekam aksi pencurian tersebut dan memanggil polisi Israel ke tempat itu. Pemukim melarikan diri setelah mencuri buah.

Qadus menambahkan, ada belasan wilayah di Tepi Barat utara yang oleh pasukan pendudukan melarang masuknya petani Palestina kecuali setelah berkoordinasi atau mendapatkan izin khusus, dengan dalih bahwa wilayah tersebut berdekatan dengan pemukiman.

Menurut Israel, pada Selasa (13/10) besok, akan menjadi hari pertama pasukan pendudukan mengizinkan petani, untuk mencapai area tersebut. (T/B04/R1)

Baca Juga: Sektor Pariwisata Israel Hancur, 90 Hotel Tutup Sejak Perang

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda