Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penasihat Biden: Prioritas AS pada Iran, Afghanistan dan Cina

Ali Farkhan Tsani - Sabtu, 30 Januari 2021 - 16:45 WIB

Sabtu, 30 Januari 2021 - 16:45 WIB

6 Views

Washington, MINA – Penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan mengatakan prioritas kebijakan luar negeri Presiden Joe Biden adalah menyangkut Iran, Afghanistan dan China.

“Dari perspektif kami, prioritas awal yang kritis adalah krisis nuklir yang meningkat karena Iran semakin memiliki bahan fisil yang cukup untuk senjata,” kata Sullivan dalam program online yang disponsori oleh Institute of Peace, pada Jumat (29/1). Al Jazeera melaporkan.

“Kami ingin memastikan bahwa kami menetapkan beberapa parameter dan batasan di sekitar program yang telah hilang selama beberapa tahun terakhir,” lanjut Sullivan.

Komentar Sullivan muncul setelah menteri luar negeri baru, Tony Blinken, pada Rabu bersikeras bahwa Teheran harus kembali mematuhi kesepakatan nuklir Iran 2015 sebelum Washington mau kembali pada kesepakatan itu.

Baca Juga: Uni Eropa Berpotensi Embargo Senjata ke Israel Usai Surat Penangkapan ICC Keluar

Blinken mengatakan “bahwa jika Iran kembali memenuhi kewajibannya di bawah JCPOA, Amerika Serikat akan melakukan hal yang sama”.

Sementara itu Teheran sendiri mengatakan tidak akan menerima tuntutan AS yang membalikkan percepatan program nuklirnya sebelum Washington mencabut sanksi. Ujar Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif mengatakan pada Jumat.

Permintaan “tidak praktis dan tidak akan terjadi”, katanya pada konferensi pers bersama di Istanbul dengan mitranya dari Turki, Mevlut Cavusoglu.

“Jika Amerika Serikat memenuhi kewajibannya, kami akan memenuhi kewajiban kami secara penuh,” katanya.

Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi

Awal bulan ini, Iran kembali memperkaya uranium hingga 20 persen di pabrik nuklir bawah tanah Fordow, tingkat yang dicapai sebelum kesepakatan. (T/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Internasional
Internasional
Dunia Islam