Washington, MINA – Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un di Hanoi, Vietnam pada Kamis (28/2) berakhir tanpa kesepakatan.
Meski demikian, Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton dalam pernyataannya di Washington, Ahad (3/3), menolak untuk menyebut pertemuan Trump dan Kim itu sebagai sebuah kegagalan, demikian Anadolu Agency (AA) melaporkan, Senin (4/3).
Ini adalah kali kedua pertemuan antara Trump dan Kim dilakukan. Sebelumnya, kedua pucuk pimpinan negara itu juga pernah bertemu di Singapura pada Juni tahun lalu, dan menghasilkan kesepakatan denuklirisasi Semenanjung Korea, meski tanpa kejelasan lebih lanjut.
“Saya tidak berpikir kita berada dalam kondisi yang lebih buruk daripada pertemuan sebelumnya,” kata Bolton.
Baca Juga: Hingga November 2024, Angka PHK di Jakarta Tembus 14.501 orang.
Ia menegaskan bahwa permasalahan denuklirisasi secara penuh adalah masalah besar dan hal yang kurang dari itu adalah tidak dapat diterima.
“Dalam diskusi antara Presiden Trump dan Kim Jong Un, masalah sebenarnya adalah apakah Korea Utara siap untuk menerima tawaran (denuklirisasi) secara penuh,” katanya.
Sebelumnya, AS dan Korut digadang-gadang akan bersepakat untuk mendirikan kantor penghubung di ibu kota masing-masing. Namun, pertemuan keduanya diakhiri secara tiba-tiba, lebih cepat dari jadwal yang ditentukan.
Kedua pemimpin hengkang dari lokasi pertemuan di Sofitel Legend Metropole Hanoi sekitar pukul 13.30 waktu setempat, hanya 4,5 jam setelah pembicaraan dimulai. (T/R06/P1)
Baca Juga: Menag: Guru Adalah Obor Penyinar Kegelapan
Mi’raj News Agency (MINA)