Lombok, MINA – Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) secara resmi mengumumkan penutupan sementara seluruh jalur pendakian Gunung Rinjani mulai 1 hingga 10 Agustus 2025. Langkah ini diambil menyusul sejumlah insiden kecelakaan yang menimpa pendaki dalam beberapa waktu terakhir.
“Penutupan ini untuk melakukan penataan sarana dan prasarana pendukung pendakian, serta peningkatan aspek keselamatan dan kenyamanan bagi para pendaki,” ujar Kepala Balai TNGR, Yarman, dalam keterangan resminya pada Rabu (23/7).
Seluruh jalur pendakian yang terdampak penutupan sementara meliputi: jalur wisata pendakian Senaru, Torean, Sembalun, Timbanuh, Tetebatu, dan Aik Berik.
Yarman menambahkan bahwa sejumlah jalur akan mengalami perbaikan teknis, terutama di titik-titik yang dinilai rawan dan sering dilalui. “Salah satu yang sedang dalam proses perbaikan saat ini adalah jalur dari Plawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak dan sebaliknya,” katanya.
Baca Juga: 44 Orang Jadi Tersangka Karhutla Riau
Selain perbaikan fisik jalur, TNGR bersama Basarnas dan stakeholder terkait juga melakukan evaluasi dan revisi terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) pendakian, pencarian, pertolongan, dan evakuasi. Evaluasi ini melibatkan instansi lintas sektor demi mewujudkan tata kelola pendakian yang lebih aman dan profesional.
Sebagai bagian dari peningkatan kesiapsiagaan darurat, beberapa waktu lalu TNGR telah menyelenggarakan pelatihan Rescue Vertical Evacuation (RVE) yang diikuti oleh porter, guide, komunitas pecinta alam, serta personel penyedia jasa wisata. Pelatihan ini bertujuan untuk membekali para pelaku wisata dengan kemampuan evakuasi korban di medan vertikal jika terjadi situasi darurat di pegunungan.
Balai TNGR juga tengah melakukan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), termasuk petugas TNGR dan tenaga rescuer, melalui pelatihan teknis dan penyusunan ulang strategi penyelamatan.
Gunung Rinjani, yang merupakan salah satu destinasi pendakian favorit di Indonesia, tercatat menerima ribuan pendaki setiap bulannya, baik dari dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu, aspek keselamatan dan mitigasi risiko terus menjadi prioritas utama pengelola kawasan.
Baca Juga: Sidang Tahunan MPR Dimajukan ke 15 Agustus, Presiden Nyatakan Siap Hadir
Penutupan sementara ini juga menjadi momen bagi evaluasi menyeluruh terhadap praktik wisata alam di kawasan konservasi, guna memastikan bahwa aktivitas pendakian berlangsung selaras dengan prinsip keberlanjutan dan keselamatan. []
Mi’raj News Agency (MINA)